Ada banyak amalan yang bisa dikerjakan anak untuk orang tuanya yang sudah meninggal dunia. Selain sedekah yang dilakukan anak untuk ayah dan ibu yang telah sudah wafat, masih ada beberapa tuntunan dalam agama kita.
Seorang anak masih memiliki kesempatan untuk berbakti kepada orangtua meski orang tua telah tiada. Pada kondisi itu anak tetap harus berusaha mempersembahkan sesuatu kepada kedua orang tuanya sebagai bentuk penghormatan dan pengagungan kepada orangtuanya.
Lalu, Apa saja rukun sikap bakti anak Setelah orang tua wafat? Muhammad Nur Abdullah Hafiz Suwaid dalam bukunya “Prophetic Parenting Cara Nabi Mendidik Anak” memberikan sembilan amalan yang mesti dikerjakan anak agar orang tuanya bahagia di alam barzakh.
Pertama, melaksanakan janji dan wasiat orang tua.
Diriwayatkan Abu Daud dari Malik bin Rabi’ah as-Saidi ra. Ketika kami duduk bersama Rasulullah datanglah seorang dari kabilah Bani Salamah dan bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah ada bakti yang tersisa untuk kedua orang tuaku yang dapat aku lakukan setelah mereka meninggal? “
Beliau menjawab, “Yah! mendoakan mereka, menunaikan janji mereka, menyambung tali silaturahmi yang pernah mereka lakukan, dan memuliakan teman mereka.”
Kedua, berdoa dan memohon ampun untuk orang tua.
Dari Abu Huraira RA Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT mengangkat derajat bagi seorang hamba yang saleh di surga. Dia bertanya,” Tuhanku, dari mana ini? “Allah menjawab,” permohonan ampunan anakmu untukmu.”
Ketiga, menyambung tali silaturahim. Diriwayatkan Imam Muslim dari Ibnu Umar RA, Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya termasuk katagori berbakti yang paling baik adalah seseorang menyambung tali silaturahim dengan keluarga teman bapaknya setelah dia meninggal dunia.”
Diriwayatkan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya dari Abu Burdah: aku pergi ke kota Madinah di sana Aku dikunjungi oleh Abdullah bin Umar yang kemudian berkata, “Tahukah engkau kenapa aku mengunjungimu?” Aku jawab, “tidak tahu.” Dia mengatakan, “aku mendengar Rasulullah bersabda.
“Barangsiapa yang ingin menyambung tali silaturahmi bapaknya di makamnya, hendaknya menyambung tali silaturahmi dengan saudara-saudara bapaknya setelah si bapak meninggal dunia.”
Keempat, bersedekah atas nama orang tua. Ini diriwayatkan Bukhari Muslim, An Nasa’i dan Abu Daud dari Abdullah bin Abbas RA:
Bahwasanya Sa’ad bin Ubadah bertanya kepada Nabi SAW “Ibuku meninggal dunia. Apakah akan bermanfaat baginya apabila aku bersedekah atas namanya?”
Beliau menjawab, “Yah.” Dia berkata, “aku memiliki sebidang kebun. Aku mempersaksikan mu bahwa aku menyedekahkannya atas nama ibuku.”
Kelima, ibadah haji untuk orang tua.
Abu Razin RA berkata “Wahai Rasulullah sesungguhnya bapakku sudah tua dan tidak sanggup melaksanakan ibadah haji umroh atau melakukan perjalanan.” Beliau bersabda, “Berhaji dan umroh atas nama bapakmu.”
Keenam, beramal saleh untuk membahagiakan almarhum.
“Dan katakanlah: “Berjalanlah kamu maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang Mukmin akan melihat pekerjaanmu itu.” (QS at-Taubah: 105)
Ilmu Ibnu Katsir mengatakan: “Disebutkan dalam hadits bahwa amalan orang yang masih hidup diperlihatkan kepada keluarga dan karib kerabat yang sudah meninggal dunia di alam barzakh.”
Kemudian dia membawakan hadits riwayat Abu Dawud dan ath-Thayalisi berikut sanadnya dari Jabir RA.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amalan kalian akan diperlihatkan kepada karib kerabat dan keluarga kalian di kubur-kubur mereka. Apabila baik, mereka bangga dan bergembira dan berkata,”Ya Allah ini adalah anugerah dan rahmat-Mu maka sempurnakan dan wafatkanlah dia atasnya.
Apabila selain itu mereka berdoa. “Ya Allah ilhamkanlah kepada mereka untuk mengerjakan amalan yang Engkau ridhai dan mendekatkan kepada-Mu.”
Ketujuh, ziarah ke makam orang tua.
Nabi SAW berziarah ke makam ibunda beliau. Beliau menangis dan membuat para hadirin di sekitar beliau juga menangis. Beliau bersabda:
“Aku minta izin kepada Rabb-ku untuk memohonkan ampunan baginya namun aku tidak diizinkan. Kemudian aku meminta izin kepadanya untuk berziarah ke makamnya dan aku diizinkan. Berziarah ke makam sebab itu dapat mengingatkan akan kematian.” (HR Muslim dari Abu Hurairah).
Kedelapan, menjaga nama baik orang tua.
Abdurrahman bin Samurah berkata Rasulullah SAW bersabda. “Barangsiapa yang menunaikan sumpah kedua orang tua, melunasi utang mereka dan tidak menyebabkan mereka dicaci maki, maka dia dicatat sebagai orang yang berbakti, walaupun dalam masa hidup orang tuanya dia durhaka. Dan barangsiapa yang tidak menunaikan sumpah kedua orang tua, tidak melunasi utang mereka, dan menyebabkan mereka dicaci-maki, maka dia dicatat sebagai orang yang durhaka walaupun dalam masa hidup orang tuanya dia berbakti.”
Kesembilan, puasa atas nama orang tua.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah dari bapaknya berkata seorang wanita datang menghadap Nabi SAW dan berkata, “Sesungguhnya ibuku memiliki utang puasa dua bulan.” Beliau bersabda, “berpuasalah atas nama ibumu.” Dia berkata lagi, “sesungguhnya ibuku belum menunaikan ibadah haji.” Beliau bersabda. “Kerjakanlah ibadah haji atas nama-nya.” Dia berkata lagi. “Aku pernah menyedekahkan budak wanita kepadanya.” Beliau bersabda Allah telah memberimu pahala karenanya, dan sekarang mengembalikannya kepadamu sebagai warisan.”
Sumber : Gazwah TV
Berita Terkait
Umat Muslim Lebih Dari 30 Negara Datang Ke Masjid Agung Taipei Untuk Merayakan Ramadhan
Restorasi Al-Qur’an Berusia 500 Tahun Telah Selesai
6 Tips Berpuasa di Hari Pertama Ramadhan