Sebanyak 88 dilaporkan tewas akibat badai Amphan yang terjadi di India dan Bangladesh. Badai tersebut juga menimbulkan kerusakan sejumlah bangunan.
Dilansir AFP, Kamis (21/5/2020) badai Amphan meratakan rumah-rumah, menumbangkan pohon, meniup atap dan menumbangkan tiang listrik. Badai juga berimbas pada gelombang tinggi sehingga membanjiri desa yang berada di pesisir dan menghancurko tamba menkhani setempat.
Kantor PBB di Bangladesh memperkirakan 10 juta orang terkena dampak dari badai ini. Sekitar 500.000 orang mungkin telah kehilangan rumahnya.
Namun korban jiwa jauh lebih rendah dari pada ribuan orang yang tewas pada topan sebelumnya. Minimnya korban jiwa ini dinilai karena adanya prakiraan cuaca dan mitigasi bencana yang baik.
Bencana telah menimbulkan kekhawatiran, karena kepadatan jumlah pengungsi di pengungsian akan memperburuk penyebaran virus Corona.
Benggala barat India melaporkan 72 kematian, 15 di antaranya ada di Ibu Kota Kolkata. Perdana Menteri Mamata Banerjee mengatakan “Saya belum pernah melihat bencana sebesar ini,” katanya.
Sementara di Bangladesh, angka kematian resmi korban tewas akibat badai ini dilaporkan mencapai 16 orang.
Prakiraan cuaca, membuat sekitar 2,4 juta penduduk Bangladesh mengungsi ke tempat aman sebelum badai terjadi. Sementara India mengevakuasi sekitar 650.000 orang. Setidaknya 10 juta orang masih tanpa listrik pada Kamis sore di Bangladesh.
Sumber: Al Jazeera English, AFP
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!