Menanggapi permasalahan pelik kurangnya sumber daya manusia di Taiwan dan penghentian sementara pasokan tenaga kerja asing akibat wabah corona, kini otoritas negeri Formosa sedang memulai rencana baru untuk merekrut sejumlah pekerja migran.
Otoritas Taiwan kini sedang berusaha merekrut pekerja migran asing dari negara-negara baru di kawasan Asia Tenggara yang sebelumnya tidak menyediakan pekerja migran asing.
Dalam konferensi pers yang digelar pada hari Rabu (02/12/2020), Menteri Tenaga Kerja (MOL) Taiwan, Hsu Ming-chun mengatakan bahwa usulan ini diambil 2 hari setelah larangan masuknya TKI ke Taiwan terkait tingginya wabah COVID-19 yang merupakan kasus impor yang datang dari Indonesia.
Informasi ini disampaikan kepada publik setelah wartawan bertanya apakah pemerintah Taiwan berencana untuk menambah jumlah negara sumber pekerja migran asing yang akan dipekerjakan ke Taiwan di sela-sela pertemuan Komite Kesejahteraan Sosial dan Kebersihan Lingkungan Legislatif Yuan, laporan Focus Taiwan.
Hsu membenarkan hal tersebut dan mengatakan bahwa 2 diskusi terkait telah dilakukan oleh perwakilan dari negara-negara baru di kawasan Asia Tenggara pada bulan November lalu.
Diskusi ini bertujuan untuk penjajakan yang akan mempermudah para pekerja migran asing untuk bekerja di Taiwan.
Saat ditanyai lebih detail mengenai negara mana yang dimaksud, Hsu menolak memberikan informasi lebih lanjut.
Hsu mengatakan bahwa pemerintah Taiwan berharap dapat menandatangani nota kesepahaman dengan negara-negara baru di kawasan Asia Tenggara tersebut pada tahun depan dan dengan segera dapat merekrut pekerja migran pada tahun 2022 mendatang.
Data statistik MOL Taiwan menunjukkan bahwa jumlah pekerja migran asing di Taiwan pada bulan Oktober lalu telah mencapai 701.240 orang.
Dari jumlah tersebut sebesar 37,79 persen merupakan TKI, 32,58 persen adalah pekerja migran yang berasal dari Vietnam, 21,54 persen tenaga kerja asing dari Filipina dan 8,09 persen merupakan pekerja migran dari Thailand.
Sedangkan jumlah pekerja migran asal Indonesia di akhir bulan Oktober yang terdaftar bekerja di Taiwan mencapai 264.984 orang dengan 253.285 pekerja diantaranya dipekerjakan sebagai pengasuh lansia dan pekerja rumah tangga.
Saat wartawan menanyakan bagaimana upaya MOL mengisi kekurangan tenaga kerja dengan larangan TKI masuk ke Taiwan selama dua minggu, Hsu mengatakan bahwa pemerintah Taiwan akan mengerahkan semua sumber daya yang tersedia di negeri Formosa untuk membantu agen pengasuh melewati masa-masa tersebut.
Hsu menambahkan bahwa sistem perekrutan perawat migran yang cocok yang dirilis MOL Taiwan saat ini juga dapat mengurangi kekurangan tenaga kerja di tengah pandemi corona.
MOL Taiwan mengatakan bahwa jika perlu majikan dapat kembali mengajukan perpanjangan kontrak jangka pendek jika kontrak kerja dengan pekerja migran yang saat ini dipekerjakan akan segera berakhir.
Aturan baru yang melarang masuknya TKI ke Taiwan selama 2 minggu ke depan dilakukan karena terjadi lonjakan kasus corona yang dikonfirmasi berasal dari Indonesia.
Data CECC Taiwan per tanggal 3 Desember 2020 menunjukkan bahwa total kasus corona di Taiwan telah mencapai 686 kasus.
Sebanyak 594 di antaranya merupakan kasus-kasus COVID-19 impor. Menurut data CECC, sumber wabah corona nomor 1 berasal dari Amerika Serikat (AS) dengan jumlah kasus sebanyak 118.
Jumlah ini kemudian diikuti dari kasus corona impor dari Indonesia yang mencapai 109 kasus.
Sumber : 華視新聞 CTS News, UDNNews, CNANews, Focus Taiwan, Taiwannews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan