Otoritas Taiwan, melalui perusahaan inovasi teknologi ELECLEAN, menjajaki pasar teknologi disinfektan nonalkohol untuk membantu mengurangi penyebaran COVID-19 di Indonesia.
“Teknologi ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi Indonesia mengingat negara ini merupakan satu dari 10 besar negara di Asia dengan kasus penularan virus corona tertinggi,” kata Founder dan CEO ELECLEAN, Dr Chieng Hung Chen dalam keterangan resmi di Jakarta, pada hari Senin (16/11/2020).
Dr Chieng mengaku, pihaknya telah berhasil mengembangkan serangkaian perangkat sterilisasi portabel pertama dan satu-satunya di dunia berbasis air yang inovatif dan berteknologi tinggi serta diakui organisasi kesehatan dunia (WHO).
Ia menjelaskan, teknologi ini dapat memproses air sehingga menghasilkan disinfektan murni, tanpa kandungan alkohol. Disinfektan dapat dihasilkan hanya dalam waktu 15 menit.
Dan dipastikan, produk disinfektan tersebut bebas dari kandungan alkohol dan bahan kimia yang dapat merusak kulit.
“Jadi hanya cukup air, listrik dan perangkat kami, maka disinfektan yang aman akan dihasilkan,” ujarnya.
Untuk dapat menghasilkan disinfektan tersebut, kata Dr Chieng, alat ini menggunakan teknologi elektrokimia katalisis nano yang dapat mengubah air menjadi ROS (Reactive Oxygen Species) yang secara efektif menghancurkan virus dan bakteri dengan metode oksidasi.
Oleh karena tidak mengandung alkohol, kata dia, maka ini sangat cocok bagi Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim.
Selain itu, geografi Indonesia berupa kepulauan akan menyulitkan warga untuk membeli disinfektan.
“Perangkat ini dapat menjadi solusi baru untuk memproduksi disinfektan sesuai permintaan kapanpun dan dimanapun,” katanya.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya telah menggandeng mitra lokal untuk penetrasi pasarnya di Indonesia.
Perusahaan memproyeksikan penjualan di Indonesia dapat menembus angka 350 ribu dolar AS pada tahun pertama operasi.
Taiwan termasuk negara yang sangat berhasil dalam mengatasi pandemi COVID-19 yang merebak sejak awal tahun ini dengan cepat.
Saat ini kasus kematian di Taiwan akibat virus COVID-19 masih sangat rendah dan masih bertahan hanya mencapai satu digit.
Bahkan, pada akhir Oktober 2020 lalu, Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan menyebut negara kepulauan tersebut berhasil mencatat 200 hari tanpa ada kasus COVID-19, di tengah merebaknya virus corona di sejumlah negara di dunia.
Sumber : 民視新聞網 Formosa TV News network, 中華電視公司, EleClean創淨科技, Antara, Hinet Times, Taiwannews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan