Jumlah korban meninggal dunia di Pulau Kyushu, Jepang, akibat terjangan banjir dan tanah longsor saat terjadi hujan deras dilaporkan mencapai 34 orang, dilansir dari media Al Jazeera English.
Badan Meteorologi Jepang memprediksi hujan deras masih akan turun setelah bencana banjir besar di Prefektur Kumamoto.
Insiden ini menjadi bencana alam terbesar Jepang sejak angin topan Hagibis pada bulan Oktober 2019 lalu yang menyebabkan sebanyak 90 orang meninggal.
Perdana Menteri Jepang, Abe Shinzo, meminta tim pencarian dan penyelamatan untuk bekerja keras menyelamatkan warga.
“Tidak ada yang lebih penting dari nyawa manusia. Tolong lakukan upaya terbaik hingga malam untuk mencari orang-orang yang hilang,” kata Abe Shinzo seperti dilansir Reuters pada hari Minggu (05/07/2020).
Stasiun televisi Jepang menayangkan video mobil yang terbalik akibat hujan deras ini. Warga Kumamoto juga terlihat membersihkan rumahnya dari lumpur.
Sebagian gambar memperlihatkan sejumlah tentara yang menyelamatkan warga menggunakan perahu.
“Listrik padam dan kami kehabisan air,” kata salah seorang warga kepada NHK seperti dikutip Reuters. “Kondisinya sangat sulit saat ini.”
Otoritas setempat memanfaatkan sebuah gymnasium sebagai lokasi penampungan sementara warga yang terdampak bencana.
Petugas medis dan aparat berwenang juga menyediakan masker wajah, disinfektan dan termometer untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19 di lokasi kejadian dan tempat penampungan.
Sumber : Al Jazeera English, NHK, Reuters
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!