Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan pada Selasa (9 Januari) melaporkan bahwa ada lebih dari 123.000 kasus rawat jalan dan ruang gawat darurat untuk flu minggu lalu. Jumlah ini mendekati titik tertinggi dalam 10 tahun terakhir, dan diperkirakan akan terus meningkat selama tiga minggu ke depan.
Luo Yi-chun (羅一鈞), juru bicara CDC, mengatakan bahwa wabah COVID dan influenza akan mencapai puncaknya satu minggu sebelum Tahun Baru Imlek (28 Januari-3 Februari).
Luo memperkirakan bahwa selama periode ini, jumlah kunjungan dokter untuk gejala mirip influenza dalam satu minggu bisa mencapai angka 150.000. Angka ini menjadi yang titik tertinggi kedua setelah 200.000 kunjungan dokter dalam satu minggu untuk flu H1N1 dari 2015 hingga 2016. Dokter CDC Lin Yung-ching (林詠青) mengatakan bahwa jumlah kunjungan rawat jalan dan gawat darurat terkait influenza dari 31 Desember tahun lalu hingga 6 Januari tahun ini adalah 123.614.
Lin juga menambahkan bahwa selama empat minggu terakhir, adenovirus menjadi penyebab utama penyakit pernapasan. Ini diikuti oleh virus influenza (29,8%), dan virus parainfluenza (11,9%), sementara virus pernapasan lainnya, termasuk virus syncytial pernapasan (RSV) dan COVID, terus beredar di masyarakat. Virus influenza yang dominan beredar adalah influenza A subtipe H3N2. Sementara itu, proporsi virus influenza B tetap stabil.
Menurut Luo, penggunaan masker secara luas bisa jadi telah membuat virus pernapasan tidak menyebar dengan cepat seperti dulu. Akibatnya, virus-virus tersebut bisa berkembang biak dan menjadi lebih kuat, sehingga menyebabkan wabah influenza dan COVID yang lebih parah tahun ini.
CDC melaporkan bahwa ada tiga kasus kematian baru terkait flu. Yang termuda di antara mereka adalah seorang wanita berusia 40-an dari Taiwan utara dengan riwayat diabetes yang tidak menerima vaksin influenza musim ini.
CDC juga melaporkan bahwa hingga 8 Januari, lebih dari 6,36 juta dosis vaksin influenza yang didanai publik telah diberikan di Taiwan. Ini termasuk 2,192 juta orang tua berusia di atas 65 tahun dengan tingkat vaksinasi 52,3%. Luo mengatakan bahwa di antara enam kotamadya khusus, hanya Kaohsiung yang mencapai target vaksinasi. Hal ini menimbulkan desakan para lansia untuk segera divaksinasi.
Sejak 26 November, CEC telah menerapkan langkah-langkah “Fixed-Point Monitoring and Encouraging Testing” bagi wisatawan bergejala yang memasuki Taiwan dari China, Hong Kong, dan Macau. Sampai 7 Januari, 347 orang telah diuji, dengan 250 orang dinyatakan positif. Di antara kasus positif, influenza terhitung 68,4%, dan COVID terhitung 14,8%. Sobat Nihao jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan dengan maraknya virus flu akhir-akhir ini!
Sumber : Taiwan News
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan