Sebentar lagi masyarakat Taiwan akan merayakan libur festival bakcang dan perahu naga, tapi sobat IndoGo tahu tidak tentang sejarah dari tradisi ini?
Festival Bakcang atau Peh Cun di kalangan masyarakat Tionghoa merupakan salah satu festival penting dalam kebudayaan dan sejarah Tiongkok.
Peh Cun dalam dialek Hokkian berasal dari pachuan yang artinya mendayung perahu. Festival yang dirayakan setiap tanggal 5 bulan 5 pada penanggalan Imlek ini sudah dimulai sejak masa Dinasti Zhou.
Pada festival ini, makanan yang paling banyak disajikan adalah Bakcang. Tradisi makan bakcang secara resmi dijadikan sebagai salah satu kegiatan dalam festival Peh Cun sejak Dinasti Jin.
Bentuk bakcang sebenarnya juga bermacam-macam dan yang kita lihat sekarang hanya salah satu dari banyak bentuk dan jenis bakcang tadi.
Di Taiwan, pada zaman Dinasti Ming akhir, bentuk bakcang yang dibawa oleh pendatang dari Fujian adalah bulat gepeng, agak lain dengan bentuk prisma segitiga sekarang.
Isi bakcang juga bermacam-macam dan bukan hanya daging. Ada yang isinya sayur-sayuran, ada pula yang dibuat kecil-kecil namun tanpa isi yang kemudian dimakan bersama serikaya, gula manis.
Bahkan uniknya dilansir dari media民視新聞網 Formosa TV News network menyebutkan bahwa di Taiwan kini juga tersedia bakcang yang memiliki varian isian zhenzhu naicha yang sudah menjadi minuman khas negeri Formosa yang diminati bukan hanya oleh wisatawan lokal tapi juga mancanegara.
Makanan lainnya adalah Kwecang. Bentuknya mirip dengan bakcang, hanya saja isinya berbeda, bisa kacang-kacangan, atau apa saja, tetapi tidak daging atau telor. Bisa juga tanpa isi dan dinikmati dengan sirup gula.
Dari catatan sejarah dan cerita turun temurun dalam masyarakat Tiongkok, asal usul festival ini dapat dirangkum menjadi 2 kisah; Peringatan atas Qu Yuan dan Tradisi Suku Kuno Yue di Tiongkok Selatan.
Versi cerita pertama, Qu Yuan (339SM – 277SM) adalah menteri negara Chu. Menurut buku sejarah Shi Ji, Qu Yuan ingin bergabung dengan negara Qi untuk memerangi negara Qin. Namun sayang, ia dikritik oleh keluarga raja yang tidak senang padanya yang berakhir pada pengusirannya dari ibu kota negara Chu.
Ia yang sedih karena kecemasannya akan masa depan negara Chu kemudian bunuh diri dengan melompat ke sungai Miluo pada tanggal 5 bulan ke-5.
Kejadian ini membuat rakyat sedih, kemudian para nelayan mencari jasadnya dengan menggunakan perahu. Inilah cikal bakal perlombaan Perahu Naga.
Berbeda dengan cerita ke-2, perayaan sejenis Peh Cun ini juga telah dirayakan oleh suku Yue di selatan Tiongkok pada zaman Dinasti Qin dan Dinasti Han.
Perayaan yang mereka lakukan adalah satu bentuk peringatan dan penghormatan kepada nenek moyang mereka. Kemudian setelah terasimilasi secara budaya dengan suku Han yang mayoritas, perayaan ini kemudian berubah dan berkembang menjadi perayaan Peh Cun yang sekarang kita kenal.
Saat berlangsungnya festival Peh Cun, ada beberapa kegiatan yang dilakukan, yang paling terkenal adalah Lomba Perahu Naga, Menggantungkan Rumput Ai dan Changpu, Mandi Tengah Hari, dan Makan Bakcang.
Sedangkan kegiatan yang mengundang perhatian adalah Lomba mendirikan telur. Perlombaan ini digelar di beberapa daerah. Ada kepercayaan yang mengatakan, bagi yang bisa mendirikan telur saat Peh Cun akan mendatangkan berkah. Namun pada intinya, kegiatan ini untuk terus melestarikan kebudayaan Tionghoa di tengah-tengah masyarakat.
Wah..cukup menarik ya sobat IndoGo menyimak sejarah festival bakcang yang sudah menjadi tradisi yang ditunggu-tunggu oleh warga masyarakat Taiwan!
Sumber : 民視新聞網 Formosa TV News network
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan