Badan Perikanan Taiwan dalam konferensi pers yang digelar pada hari Kamis (18/06) mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki laporan dari media Indonesia yang melaporkan bahwa seorang kapten kapal nelayan Taiwan telah melakukan penganiayaan terhadap seorang anak buah kapal (ABK) asal Indonesia ketika berada di perairan Sri Lanka.
Otoritas Taiwan mengatakan bahwa pihaknya akan menyelesaikan kasus ini dengan tuntas dan akan mengumpulkan bukti-bukti yang valid mengenai aksi penganiayaan yang kini disoroti oleh otoritas berwenang kedua negara.
Sebelumnya, sejumlah media Indonesia ramai melaporkan pada hari Kamis (18/06) bahwa seorang kapten kapal nelayan Taiwan dikeroyok massa usai memukuli seorang ABK asal Indonesia di perairan Sri Lanka.
Para PMI yang tak terima melihat rekan senegaranya dipukuli sang kapten kemudian menyerang kapten kapal setelah kapal tersebut merapat ke pelabuhan.
Dugaan rekaman video dari insiden terakhir menunjukkan seorang pria diseret keluar dari kabin kapal dan dipukul berulang kali oleh sekelompok sekitar 10 orang. Beberapa orang di kapal tampak mencoba menghentikan serangan, sementara yang lain hanya melihat insiden pemukulan ini dari kapal-kapal nelayan lainnya yang bersandar di dekat lokasi kejadian.
Dalam video itu, suara-suara terdengar berteriak dalam bahasa Indonesia: “Hanya karena kita berada di laut bukan berarti Anda dapat memanggil kami babi dan anjing,” dan “Kami dapat menghasilkan uang di mana saja, tetapi kami akan melakukannya dengan cara yang bermartabat!”
Menanggapi tuduhan tersebut, Wakil Direktur Jenderal Perikanan Taiwan, Lin Kuo-ping mengatakan bahwa jika kapten kapal nelayan tersebut yang merupakan warga Taiwan terbukti melakukan tindak penganiayaan terhadap ABK migran, maka ia akan segera diserahkan kepada jaksa dan dituntut berdasarkan Undang-Undang Pencegahan Perdagangan Manusia yang berlaku di Taiwan.
Sumber : UDNNews, CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan