Faktor ekonomi mendominasi sebagai alasan terjadinya kasus perceraian di Ponorogo. Di sepanjang tahun 2021 lalu, Pengadilan Agama (PA) Ponorogo sudah mengetok palu ribuan perkara perceraian. Selain faktor ekonomi, kehadiran orang ketiga dalam suatu rumah tangga juga menjadi pemicu terjadinya perceraian.
“Jadi alasan yang sering kita temui saat istri mengajukan gugatan cerai adalah faktor ekonomi. Kemudian ada juga karena terjadinya perselingkuhan. Selain itu, suami yang sering judi atau mabuk-mabukan juga membuat sang istri ingin mengajukan gugatan cerai,” kata Humas Pengadilan Agama Ponorogo, Sukahatta Wakano, Rabu (12/1/2022).
Data dari Pengadilan Agama Ponorogo tahun 2021, cerai gugat atau permohonan cerai yang diajukan oleh sang istri sebanyak 1450 perkara. Sedangkan untuk cerai talak atau yang diajukan oleh pihak laki-laki sebanyak 540 perkara. Sehingga jika dijumlah, kasus perceraian di Ponorogo nyaris mencapai dua ribu, tepatnya 1990 perkara.
“Jadi bisa dibilang tahun lalu itu ada ribuan orang Ponorogo, yang berstatus duda dan janda baru,” kata pria asal Ambon Maluku itu sambil tertawa.
Sukahatta kadang merasa lucu melihat alasan pemohon atau sang istri ingin menggugat cerai suaminya. Kebanyakan yang terjadi di sini, para istri ini sedang bekerja di luar negeri, misalnya jadi pekerja migran di Taiwan atau Hongkong. Nah, tiba-tiba suami yang di rumah dilayangkan gugatan cerai.
“Meskipun istri berada di luar negeri tetapi bisa mengurus proses perceraiannya, yakni lewat surat kuasa yang diberikan kepada pengacara yang dipercaya mengurus,” katanya.
Alasan klasik karena faktor ekonomi ini, kadang jadi nampak klise. Sebab sang istri sebelum berangkat ke luar negeri sudah mempunyai kesepakatan dengan sang suami untuk memperbaiki ekonomi. Suami di rumah gantian menjaga anak-anak mereka. Nah, ketika ekonomi sudah mapan, malah mereka minta ingin bercerai.
“Ya ada yang karena suami tidak memberi nafkah. Ada juga karena suami berselingkuh. Dua alasan itu kebanyakan membuat istri melakukan gugatan cerai,” pungkasnya.
Sumber : Berita Jatim
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’