Akibat munculnya mutasi virus corona terbaru yang dikenal dengan varian Omicron, pemerintah Taiwan mempercepat peningkatan kekebalan kelompok (herd immunity) dengan menyediakan lebih banyak vaksin dan menyediakan vaksin booster atau vaksin dosis ketiga.
Adapun orang-orang yang akan diutamakan untuk mendapatkan vaksin booster ini adalah individu yang dikategorikan kelompok berisiko tinggi terpapar wabah corona, seperti tenaga medis, personel pencegahan epidemi, staf di rumah sakit dan otoritas pengawas perbatasan.
Tujuan utama dari pemberian vaksin dosis ketiga ini adalah untuk memberikan perlindungan vaksinasi ganda dengan efektivitas vaksin yang relatif lebih tinggi.
Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan pada hari Kamis (2/12/2021) mengumumkan bahwa jarak antara dosis kedua vaksin COVID-19 dengan vaksin booster adalah 5 bulan.
Sehingga individu yang sudah mendapatkan dosis kedua vaksin COVID-19 pada bulan Juli 2021 dapat mendapatkan vaksin booster pada bulan Desember 2021, menurut CECC Taiwan.
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) Taiwan yang juga menjabat sebagai ketua CECC Taiwan, Chen Shi-chung mengatakan bahwa vaksinasi dosis kedua tersedia selama lima bulan, dan dosis ketiga dapat diberikan mulai sekarang.
Chen mengatakan, adapun individu yang masuk dalam kategori prioritas pertama hingga ketiga vaksin dosis ketiga karena kebutuhan resmi seperti diplomat atau pejabat negara yang diberangkatkan untuk tugas atau kepentingan negara, atlet atau atlet yang mewakili negara dalam pertandingan di luar negeri juga memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin booster.
Untuk pemberian vaksin Moderna sebagai vaksin booster harus mengikuti kajian studi internasional yang telah ditetapkan secara global. Dimana vaksin jenis ini hanya diberikan setengah dosis sebagai vaksin dosis ketiga/vaksin booster.
Chen menambahkan bahwa ACIP (Kelompok Vaksinasi dari Komite Penasihat Pencegahan Penyakit Menular) dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan sebelumnya membuat keputusan untuk memberikan jarak 6 bulan antara vaksin dosis kedua dengan vaksin dosis ketiga.
Namun dikarenakan kekhawatiran penyebaran wabah corona varian Omicron dan ketersediaan vaksin yang mencukupi maka CECC Taiwan mempercepat interval antara dosis kedua dengan dosis ketiga COVID-19 menjadi 5 bulan.
Menurut data statistik ketersediaan vaksin COVID-19 CECC Taiwan, kuantitas vaksin Modena saat ini mencukupi untuk digunakan sebagai vaksin booster.
Akan tetapi jika warga di Taiwan ingin mendapatkan vaksin BioNTech (BNT) maka mereka harus menunggu lebih lama karena hingga saat ini masih banyak individu yang memilih vaksin BNT sebagai vaksin dosis kedua namun belum divaksinasi.
Chen mengatakan hingga saat ini perusahaan pembuat vaksin masih melakukan studi untuk membuat vaksin yang lebih ampuh untuk melawasn varian Omicron, sehingga pemberian vaksin dosis ketiga dinilai masih lebih efektif untuk melindungi seseorang dari gejala parah yang ditimbulkan oleh mutasi virus COVID-19 terbaru ini.
Juru bicara CECC Taiwan, Zhuang Renxiang mengatakan bahwa efek samping dari dosis ketiga biasanya lebih rendah daripada dosis kedua.
Adapun gejala umum yang dirasakan seperti demam, sakit kepala dan pembengkakan di tempat suntikan.
Selain itu, dalam interval antara dua dosis vaksin, Zhuang menyarankan agar orang-orang yang sebelumnya divaksinasi dengan menggunakan vaksin AstraZeneca (AZ) sebagai dosis pertama dapat memilih vaksin AZ, Moderna atau BNT sebagai vaksin kedua setelah 8 minggu dari suntikan pertama.
Sedangkan individu yang sebelumnya telah disuntik dengan vaksin Modena, BNT atau vaksin Medigen dapat memperoleh dosis kedua lebih dari 4 minggu.
Sumber : 中時新聞網, TVBS NEWS
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan