Sebanyak 550 warga dari beberapa kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat (NTB) dikabarkan mengikuti seleksi menjadi calon pekerja migran Indonesia (PMI) untuk bidang konstruksi di Taiwan.
Seleksi yang digelar oleh Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) NTB, dipusatkan di Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) Lombok Mandiri, Kabupaten Lombok Barat, Rabu, 1 Desember.
“Luar biasa antusias warga yang mendaftar, dari 550 orang yang ikut seleksi, nanti hanya 200 orang yang akan diberangkatkan ke Taiwan,” kata Ketua Apjati NTB Muhammadun dilansir dari Antara.
Ia mengatakan seleksi tersebut dilakukan bekerja sama dengan PT Trias Insan Madani selaku Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) yang akan memberangkatkan calon PMI asal NTB ke Taiwan.
Warga NTB yang mengikuti proses seleksi berusia minimal 20 tahun dan maksimal 40 tahun dengan tingkat pendidikan minimal Sekolah Menengah Pertama atau sederajat.
Muhammadun menambahkan, setelah proses seleksi dilakukan, para calon PMI yang lulus akan diperiksa kesehatannya. Setelah itu, diberikan pelatihan bahasa dan keterampilan konstruksi di BLKLN Lombok Mandiri, sebelum diberangkatkan pada Februari 2022.
“Untuk pemberangkatan tahap awal sebanyak 90 orang dulu karena ada kebijakan karantina di Taiwan selama 21 hari. Pemberangkatan selanjutnya pada Maret 2022,” ujarnya.
Menurut Muhammadun, adanya peluang kerja di Taiwan, menjadi angin segar bagi warga NTB, khususnya laki-laki yang sudah lama menunggu dibukanya pemberangkatan calon PMI ke luar negeri.
“Gaji yang akan diberikan di Taiwan mencapai Rp12,5 juta per bulan. Belum dihitung lembur karena rata-rata di Taiwan, ada kerja lembur,” ucap Muhammadun yang juga penanggung jawab BLKLN Lombok Mandiri.
Perwakilan PT Trias Insan Madani Edi Ginting mengatakan pihaknya melirik calon PMI dari NTB setelah melakukan survei lapangan dan penjajakan dengan Apjati NTB. Hasilnya, peminatnya relatif banyak.
“Makanya kami datang langsung ke NTB melakukan seleksi bagaimana sikap dan kompetensi atau pengalamannya. Termasuk tinggi badan juga menjadi pertimbangan,” katanya.
Sumber : Antara
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’