Seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang berstatus kaburan dilaporkan bekerja di sebuah spa di kawasan Kaohsiung, wilayah bagian selatan Taiwan.
Secara sembunyi-sembunyi, spa tersebut ternyata menyediakan layanan seksual dimana pekerja migran kaburan tersebut juga bekerja sebagai pekerja seks komersil (PSK) di tempat itu.
Spa ini terletak di jalan utama yang sibuk di pusat kota Kaohsiung. Tanda di luar bertuliskan beroperasi selama 24 jam dan ada poster yang menampilkan gambar siluet seorang wanita dengan tubuh anggun dan rambut panjang.
Keterangan dari pihak berwenang yang melakukan razia di tempat itu menunjukkan bahwa seorang pelanggan pria bermarga Zheng datang ke spa tersebut pada tanggal 7 Mei 2021 untuk memuaskan hasratnya.
Di dalam spa tersebut ada seorang warga Taiwan bermarga Lin yang menjadi penerima tamu dan segera membawa Zheng ke salah satu kamar yang didalamnya sudah ada wanita cantik yang menunggu.
Adapun pekerja migran kaburan berjenis kelamin wanita yang diidentifikasi berasal dari Vietnam bermarga Ruan ditugaskan untuk melayani pelanggan di toko tersebut.
Saat Zheng tiba, Ruan dilaporkan sedang melayani tamu yang lain sehingga Zheng diminta untuk mengantri dan menunggu selama 1 jam.
Namun setelah menunggu selama 1 jam dan tiba gilirannya, polisi malah tiba di tempat kejadian dan melakukan penggerebekkan.
Saat polisi berupaya menggeledah spa tersebut, Lin segera memberi kode ke Ruan sehingga pekerja migran kaburan itu dapat bersiap-siap untuk melarikan diri ke lantai atas, meninggalkan Zheng yang kaget dan melonggo karena sudah membayar layanan pemuas nafsunya namun belum mendapatkan jatah dari Ruan.
Saat polisi tiba di kamar, mereka hanya menemukan Zheng dalam kondisi tanpa busana,namun polisi tidak menyerah begitu saja.
Petugas berwenang bergegas mencari ke lantai atas dan berhasil menemukan Ruan yang sedang bersembunyi.
Dari lokasi kejadian polisi juga mengamankan uang tuan sebesar NT$ 3.000, 1 kondom yang sudah dibuka dan 26 kondom yang masih bersegel serta 3 remote control.
Hasil penyelidikan jaksa distrik Kaohsiung menyebutkan bahwa Lin adalah orang yang bertanggung jawab untuk operasi spa tersebut.
Ia telah menyediakan tempat layanan prostitusi dan bertanggung jawab untuk menerima tamu pria dan mengatur PSK wanita yang melayani setiap tamu juga menyediakan transaksi seks yang umumnya dikenal sebagai “setengah set” dan “set lengkap”.
Menurut keterangan jaksa, pelanggan akan dikenakan biaya sebesar NT$ 1.500 untuk layanan seksual “setengah set” dan biaya sebesar NT$ 2.000 untuk layanan seks “set lengkap”. Dari setiap transaksi, Lin akan mendapatkan NT$ 500.
Sementara Ruan mengatakan bahwa dia baru berada di spa tersebut selama 2 minggu dan tidak menyangka akan secepat itu ditangkap oleh polisi.
Karena Ruan dan Zheng melanggar undang-undang (UU) yang mengatur “Hukum Pemeliharaan Ketertiban Sosial”, keduanya akan dihukum.
Usai menjalani hukumannya, Ruan juga akan dideportasi kembali ke negara asalnya oleh Badan Imigrasi Nasional (NIA) Taiwan karena terlibat dalam praktik kerja ilegal dan kabur dari kerjaan resminya.
Sementara itu, Pengadilan Distrik Kaohsiung menjatuhkan hukuman 4 bulan penjara dengan denda kepada Lin karena aksi pidana kejahatan menampung hubungan seksual yang dilarang oleh otoritas Taiwan.
Sumber : ETtoday
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan