Kabur dari tahanan imigrasi di Malaysia, lima orang asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ditangkap satuan petugas pengamanan perbatasan (Satgas Pamtas) di Desa Langgau, Kecamatan Puring Kencana, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar).
Kelima orang tersebut diduga menjadi korban kelompok sindikat tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal yang sering beroperasi di daerah perbatasan.
“Saya yakin itu ada sindikat TKI Ilegal di daerah perbatasan, karena ini sudah sering terjadi, jadi kami minta petugas di daerah perbatasan memperketat pengawasan terutama di jalur-jalur tidak resmi, karena sampai saat ini pintu resmi PLBN Badau ditutup,” ujar Kepala Imigrasi Putussibau M Ali Hanafi, pada hari Senin (11/10/2021), dilansir dari TribunKalteng.com.
Menurut Ali, kelima warga NTB tersebut adalah VB, S, IW, F, dan IA. Kelimanya mengaku pergi ke Malaysia bersama 27 orang dari jalur tidak resmi di Kecamatan Badau, pada tanggal 22 September 2021.
Namun, kata Ali, setelah masuk justru tertangkap petugas Imigrasi Malaysia. Sementara kelima orang dari NTB itu melarikan diri dengan masuk ke hutan.
Lalu, pada hari Kamis 7 Oktober 2021, kelimanya berhasil diamankan petugas perbatasan.
“Mereka lari ke hutan dan akhirnya ditemukan oleh Anggota Satgas Pamtas Yonif 144/Jaya Yudha di hutan perbatasan dan kemudian diamankan dan diserahkan kepada petugas Imigrasi Indonesia di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Kecamatan Badau, pada hari Kamis 7 Oktober 2021,” ungkapnya.
Ali menjelaskan, saat ini kelima warga NTB tersebut telah diserahkan kepada petugas Imigrasi Indonesia di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Kecamatan Badau yang diamakan sejak hari Kamis, 7 Oktober 2021 lalu.
“Mereka berasal dari Nusa Tenggara Barat, dan saat ini sedang menjalani Karantina di PLBN Badau, untuk selanjutnya akan dikembalikan ke daerah asal,” ujarnya kepada wartawan, pada hari Senin, 11 Oktober 2021.
Sumber : Kompas
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’