Seorang pekerja migran yang diidentifikasi berasal dari Indonesia bernama Panawa (27 tahun) mengalami kondisi tak wajar akibat pekerjaannya.
TKI yang datang ke Taiwan untuk bekerja sejak 4 tahun yang lalu ini menderita ankylosing spondylitis. Hal ini disebabkan karena terlalu lama membungkuk ke depan di tempat kerja akibatnya tubuhnya mengalami kelainan tulang.
Bungkuk yang dialaminya tak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari namun juga berdampak pada metabolisme tubuh TKI tersebut. Kondisi tulang belakangnya yang menekan ke bagian perut, menyebabkan PMI itu tidak bisa makan dengan baik.
Hingga akhirnya ahli bedah ortopedi Zeng Xiaozu dari Rumah Sakit Tzu Chi Taipei mengoreksi bungkuknya yang parah dengan osteotomi transpedikular dua tahap.
Setelah menjalani pengobatan ini, TKI tersebut seperti terlahir kembali. Tubuhnya yang bungkuk berhasil diobati menjadi seperti sedia kala.
Ia kini dapat berjalan dengan pinggang lurus. Sebelum dioperasi, tinggi Panawa hanya mencapai 120 centimeter (cm), namun setelah menjalani operasi ortopedi, tinggi TKI ini menjadi 165 cm.
Zeng Xiaozu menunjukkan bahwa ankylosing spondylitis adalah radang sendi yang mempengaruhi tulang belakang. Kondisi ini lebih sering terjadi pada kalangan generasi muda.
Jika Anda mempertahankan postur yang sama terlalu lama, itu akan dengan mudah menyebabkan kekakuan tulang belakang, ungkap Zeng Xiaozu.
TKI itu dilaporkan menunda perawatan medis di Taiwan hingga kondisinya cukup parah karena khawatir pengobatannya memakan biaya yang besar, terlebih karena gajinya sebagai pekerja migran di Taiwan yang tergolong kecil dan ia juga harus mengumpulkan biaya untuk membantu perekonomian keluarga di kampung halaman.
Zeng Xiaozu mengatakan bahwa biasanya kyphosis kurang dari 70 derajat dapat diobati dengan satu kali operasi.
Akan tetapi kondisi bungkuk parah yang dialami PMI tersebut yang mencapai 110 derajat menyebabkan tim medis harus melakukan operasi ortopedi sebanyak 2 kali.
Zeng Xiaozu mengatakan bahwa osteotomi tulang belakang tidak hanya sulit, tetapi juga dapat melibatkan risiko perdarahan dan kerusakan saraf.
Rumah Sakit Tzu Chi Taipei menyatakan bahwa total biaya pengobatan dari dua operasi yang dijalani Panawa sebenarnya mencapai lebih dari NT$ 1 juta.
Akan tetapi karena PMI tersebut memiliki asuransi kesehatan di Taiwan, setelah dikurangi subsidi asuransi kesehatan, maka Panawa hanya perlu membayar sekitar NT$ 100.000.
Untungnya Panawa juga mendapatkan bantuan dan donasi dari rekan-rekan pekerja migran yang ada di negeri Formosa yang tersentuh hatinya untuk membantu meringankan beban Panawa.
Sumber : DaAi News Storage, Liberty Times
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan