Bagi individu yang akan melakukan vaksin influenza musiman di Taiwan, Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan mengimbau agar memberikan jeda dengan vaksin COVID-19 yang baru didapatkan.
Setiap individu harus menunggu setidaknya tujuh hari sebelum mendapatkan vaksin influenza musiman usai mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.
Pemberian jeda ini bertujuan untuk memfasilitasi pemantauan efek samping dengan lebih baik, kata pihak CECC Taiwan dalam konferensi pers yang digelar pada hari Kamis (2/9/2021).
Taiwan biasanya memulai program vaksinasi flu tahunan yang didanai pemerintah pada bulan Oktober, karena kasus flu cenderung meningkat pada bulan November dan mencapai puncaknya antara bulan Desember dan Maret setiap tahunnya.
Bagi siswa di tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah, mereka umumnya menerima suntikan flu di sekolah dan karena individu yang berusia 12 hingga 17 tahun juga dijadwalkan untuk mulai menerima vaksin Pfizer-BioNTech di sekolah mereka akhir bulan ini, hal ini mengundang perhatian publik tentang pemberian vaksin flu dan vaksin COVID-19 kepada para pelajar di Taiwan.
Mengutip saran dari para ahli kesehatan di Taiwan, juru bicara CECC Taiwan, Chuang Jen-hsiang mengatakan bahwa suntikan vaksin yang berbeda harus diberi jarak setidaknya tujuh hari.
Tujuan utama dari jeda antar vaksin tersebut adalah agar jika individu mengalami efek samping dari vaksin yang diterima, akan lebih jelas vaksin mana yang menjadi penyebabnya, kata Chuang.
Dalam hal vaksin Pfizer-BioNTech, data di negara lain menunjukkan bahwa sekitar 70 hingga 80 persen orang-orang yang berusia 12 hingga 15 tahun mengalami rasa sakit di tempat suntikan setelah disuntik vaksin corona tersebut.
Data statistik tersebut juga menunjukkan sebanyak 20 persen lainnya mengalami demam pasca vaksinasi, kata Chuang.
Ada juga laporan remaja laki-laki yang mengalami miokarditis, yaitu peradangan pada otot jantung, dan perikarditis, yaitu peradangan pada lapisan luar jantung, setelah menerima vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech, kata Chuang.
Adapun gejala miokarditis dan pericarditis yang harus diperhatikan termasuk nyeri dada, sesak napas, dan perasaan jantung berdebar lebih cepat atau lebih kencang.
Chuang mengatakan bagi orang-orang yang mengalami gejala ini setelah mendapatkan suntikan vaksin corona harus menemui dokter sesegera mungkin untuk menerima perawatan medis yang tepat.
Untuk memantau efek samping dari vaksin corona dan vaksin flu dengan lebih baik, Chuang mengatakan bahwa siswa di Taiwan akan diinstruksikan untuk tetap berada di lokasi vaksinasi selama 30 menit setelah mendapatkan suntikan vaksin.
Selain itu pihak CECC Taiwan juga akan memberi tahu guru tentang gejala apa yang harus diwaspadai pada siswa usai divaksin dengan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech.
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) Taiwan yang juga menjabat sebagai ketua CECC Taiwan, Chen Shih-chung mengatakan ada satu dari 100.000 kasus kemungkinan miokarditis atau perikarditis setelah mendapatkan vaksin Pfizer-BioNTech.
Siswa dengan alergi parah atau dengan masalah jantung bawaan harus melakukan konsultasi dengan dokter mereka sebelum menerima suntikan vaksin corona, kata Chen.
Siswa berusia 12 hingga 17 tahun juga harus menunjukkan formulir persetujuan yang ditandatangani oleh orang tua mereka sebelum mendapatkan suntikan vaksin corona.
Chen mengatakan bahwa vaksinasi ini bersifat bebas, dimana bagi siswa yang merasa keberatan, mereka juga bisa menolak untuk mendapatkan vaksinasi corona, kata Chen.
Pemerintah Taiwan menerima pengiriman pertama 933.000 dosis vaksin corona Pfizer-BioNTech pada Kamis (2/9/2021) pagi.
Pengiriman tersebut merupakan bagian dari 15 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech yang dibeli oleh perusahaan semikonduktor Taiwan (TSMC), Hon Hai Precision Co./YongLin Charity dan organisasi kemanusiaan Budha, Yayasan Tzu Chi, yang semuanya akan disumbangkan kepada pemerintah untuk didistribusikan kepada warga masyarakat negeri Formosa.
Pemeriksaan ratusan ribu dosis vaksin Pfizer-BioNTech ini diperkirakan akan selesai paling cepat pada tanggal 16 September 2021, menurut Administrasi Pangan dan Obat-obatan (FDA) Taiwan
Individu yang berusia 12-17 tahun berada di urutan pertama untuk menerima vaksin Pfizer-BioNTech, karena vaksin corona ini adalah satu-satunya vaksin COVID-19 yang disetujui untuk kelompok usia muda di Taiwan, diikuti oleh mereka yang berusia 18-22 tahun.
Sumber : 三立LIVE新聞, CNANews, YahooNews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan