Kantor Kejaksaan Distrik New Taipei telah menahan 2 orang tenaga kerja asing (TKA) yakni seorang ibu dan anak perempuannya yang diidentifikasi berasal dari Vietnam setelah pengakuan bersalah mereka karena menyelundupkan barang-barang yang dilarang untuk dibawa masuk ke Taiwan, laporan media CNANews pada hari Senin (23/8/2021).
Setelah menerima laporan mengenai wabah demam babi Afrika (ASF) yang ditemukan pada daging babi selundupan pada hari Kamis (19/8/2021), Pusat Operasi Darurat Sentral (CEOC) Taiwan yang bertugas untuk menangani kasus itu segera meluncurkan penyelidikan untuk mencegah penyebaran daging babi yang terinfeksi virus di wilayah negeri Formosa.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa sebanyak 71,8 kilogram (kg) produk daging, termasuk sosis dan ham, disita di distrik Xinzhuang, Kota New Taipei dan kemudian dimusnahkan pada hari Jumat (20/8/2021).
Terdakwa, bermarga Dang dan Nguyen, mengakui sejumlah kejahatan, termasuk penyelundupan dan mengimpor barang-barang yang dilarang peredarannya di Taiwan mengimpor tembakau selundupan, menyelundupkan barang-barang terlarang yang memerlukan karantina dan penggelapan pajak.
Mempertimbangkan kewarganegaraan pasangan dan klien mereka yang tersebar, kantor kejaksaan menahan mereka untuk mencegah mereka menghancurkan bukti, berkolusi dengan alibi atau fakta kasus, melakukan kejahatan tambahan, atau melarikan diri dari negeri Formosa.
CEOC Taiwan mengatakan dalam konferensi pers pada hari Minggu (22/8/2021) bahwa selain melanjutkan kolaborasi lintas departemen untuk menegakkan kontrol perbatasan dan karantina barang-barang impor yang rentan terpapar virus atau yang diselundupkan untuk menghindari pajak, Administrasi Bea Cukai Taiwan bekerja dengan Departemen Kepolisian Kota New Taipei untuk menyelidiki rantai pasokan makanan impor yang dibawa pengunjung ke Taiwan.
Administrasi pangan dan obat-obatan Taiwan dan Departemen Pertanian (COA) Taiwan juga akan meluncurkan penyelidikan di pasar-pasar lokal untuk menemukan produk daging impor ilegal.
Sementara Administrasi Perlindungan Dampak Lingkungan (EPA) Taiwan akan mengaudit peternakan babi yang menggunakan limbah makanan bekerja sama dengan COA Taiwan dan pemerintah daerah.
Dalam sebuah postingan di Facebook, Presiden Tsai ing-wen mengingatkan warga akan pentingnya pencegahan wabah ASF, karena peternak babi Taiwan menderita kerugian besar 20 tahun yang lalu karena penyakit mulut dan kuku yang masuk ke Taiwan melalui aksi penyelundupan daging.
Setelah menerima laporan wabah ASF di China pada bulan Agustus 2018 lalu, pemerintah Taiwan segera menerapkan kebijakan ketat untuk mencegah masuknya penyakit tersebut dan berhasil mencegahnya.
Pelancong dan barang bawaan, paket, dan barang mereka yang tiba di Taiwan dari negara berisiko tinggi wabah ASF harus melalui pemeriksaan yang ketat.
Menurut Administrasi Bea Cukai Taiwan, terdakwa telah berusaha untuk mengimpor sekitar 200 kg produk daging dalam dua minggu terakhir, setengahnya adalah kue bulan.
Tiga cara umum yang digunakan pelaku untuk mengimpor daging babi adalah melalui bagasi perjalanan, paket pos dan pengiriman udara.
Di China, harga daging babi melonjak ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai akibat dari pandemi ASF, berkontribusi terhadap inflasi yang menyebabkan indeks harga konsumen di China meningkat lebih dari 4%.
Seperempat babi dunia telah disembelih karena wabah ASF di China dan otoritas China hingga saat ini masih belum berhasil menahan penyebaran penyakit tersebut.
Sumber : 中天新聞, TVBS NEWS, CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan