Petugas kepolisian kota New Taipei dikabarkan kemungkinan menghadapi tuntutan pidana setelah insiden penganiayaan kepada seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja sebagai pengasuh migran yang terjadi pada hari Senin (16/8/2021).
Dalam insiden itu, aparat kepolisian tersebut diduga telah secara sewenang-wenang membelenggu dan menahan seorang pengasuh migran.
Tuduhan penganiayaan yang dilakukan oleh pejabat kepolisian itu terungkap pada Senin (16/8/2021) malam, setelah Huang Tzu-hua, perwakilan dari serikat pengasuh migran yang berbasis di Taoyuan, memposting mengenai peristiwa ini di halaman Facebook-nya.
Menurut Huang, insiden itu dimulai ketika TKW itu yang merupakan seorang pengasuh migran yang diidentifikasi berasal dari Filipina berusia 38 tahun yang bekerja untuk seorang wanita tua Taiwan yang berada di distrik Sanchong, kota New Taipei hendak membuang sampah pada hari Senin (16/8/2021).
Saat dia berdiri di luar berbicara di telepon dengan temannya, dia tiba-tiba didekati oleh seorang polisi, yang berteriak padanya dan menuntut untuk melihat sertifikat penduduk asing (ARC), kata Huang.
Huang menambahkan “ini adalah hal konyol, siapa yang membawa ID mereka untuk membuang sampah?”
Petugas, yang tampaknya mengira wanita itu adalah pekerja migran kaburan pertama-tama memborgolnya ke kursi di toko 7-Eleven terdekat.
Dia kemudian mengantarnya ke kantor polisi Zhongxing, dimana pekerja migran itu kemudian diikat kakinya dan diinterogasi, kata Huang.
Setelah polisi menentukan bahwa pengasuh migran itu bekerja di Taiwan secara legal, mereka setuju untuk membebaskannya.
Namun mirisnya polisi tersebut tidak mengembalikannya ke tempat dia ditangkap yakni ke rumah majikannya.
Karena wanita itu baru saja pergi untuk membuang sampah, dia tidak punya uang untuk naik taksi, dan dengan demikian ditinggalkan untuk menemukan jalan pulang menggunakan Google Maps, menurut Huang.
Dalam postingan tersebut, Huang mengatakan wanita itu mengalami trauma akibat insiden ini. Pekerja migran itu merasa dan ia juga sempat ditanyai oleh majikannya yang merasa ia mengambil waktu yang cukup lama hanya untuk membuang sampah.
Postingan Huang tentang insiden itu seketika mencuri perhatian netizen dan telah dibagikan lebih dari 2.500 kali.
Sejumlah netizen berkomentar pedas dan mengkritik aksi tak bertanggung jawab petugas kepolisian itu karena telah bertindak semena-mena kepada pekerja migran asing yang bekerja di Taiwan.
Lin Ku-ting, kepala kepolisian distrik Sanchong mengatakan dia cukup marah setelah mengetahui insiden tersebut dan telah memerintahkan penyelidikan untuk mencari tahu apa yang telah terjadi.
Dia mengatakan petugas yang bersangkutan, yakni seorang pria Taiwan yang bermarga Hsieh membela tindakannya kepada penyelidik dengan mengatakan dia telah mendekati wanita itu karena dia melihat sekeliling dan curiga dengan gerak-gerik TKW tersebut yang dinilai aneh dan mencurigakan.
Hsieh mengklaim dia dan wanita itu bertengkar karena hambatan bahasa dan mengatakan dia memutuskan untuk membawanya ke kantor polisi untuk mengonfirmasi identitasnya, kata Lin.
Departemen kepolisian Taiwan menyimpulkan walau bagaimanapun tindakan Hsieh adalah bentuk pelanggaran perilaku seorang polisi.
Pihaknya telah meminta Kantor Kejaksaan Kota New Taipei untuk menyelidiki Hsieh untuk kemungkinan pelanggaran terhadap kebebasan pribadi di bawah KUHP yang berlaku di Taiwan, kata kepala polisi kota New Taipei.
Menurut Lin, Hsieh akan dipindahkan dari tugas polisi garis depan sambil menunggu keputusan jaksa apakah akan mengajukan tuntutan atau tidak.
“Konsekuensinya akan cukup berat jika dia terbukti bertanggung jawab atas insiden tersebut yang termasuk penganiayaan kepada penduduk asing, kata kepala polisi kota New Taipei.
Lin mengatakan dia secara pribadi mengunjungi pengasuh migran tersebut pada Senin (16/8/2021) malam untuk meminta maaf.
Lin juga menjelaskan bagaimana Departemen kepolisian Taiwan berencana untuk menindaklanjuti insiden tersebut secara tegas sesuai hukum.
Sumber : 華視新聞 CH52, 東森新聞 CH51, Apple Daily, The News Lens
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan