Bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) tak hanya harus rajin, tetapi juga memiliki mental yang kuat. Pasalnya, karakter majikan bisa saja bertolak belakang dengan apa yang diharapkan.
Seorang wanita yang bekerja di Taiwan sebagai ART curhat tentang apa yang ia alami. Hal ini ia bagikan melalui akun TikTok @luckythabd.
Dalam unggahan itu, ia bercerita sang majikan menuduhnya mencuri makanan dan ikan yang ada di kulkas. Wanita ini merasa kesal atas tuduhan itu karena ia tak melakukannya.
Tak mau tinggal diam, ia bergegas ke ATM untuk mengambil uang. Setelah uang di tangan, ia pun bergegas ke supermarket untuk belanja banyak makanan.
“Ketika gue dituduh mencuri makanan dan ikan di kulkas, tamparlah dan belanjalah sampai nggak bisa ngomong,” tulisnya dalam unggahan ini.
Ia kemudian mengambil troli di supermarket dan memulai aksinya. Ia mengambil banyak makanan hingga troli itu penuh.
Setelah membayar, ia pulang dengan semua makanan yang telah ia beli. Wanita ini membeli daging, ikan, camilan, makanan beku, ayam, dan lainnya.
Dirinya juga menuliskan untuk jangan sampai mau ditindas saat tak melakukan kesalahan. Ia juga mengaku emosi dengan tuduhan majikan yang dilontarkan padanya.
Video ini kemudian menarik banyak perhatian warganet. Beragam komentar memenuhi unggahan ini.
“Setuju banget dengan idenya. Jangan dikit-dikit ngeluh kayak orang susuh nunggu makan sisa dari majikan.” komentar seorang warganet.
Warganet lain ikut berkomentar. “Mantap ini. Malah tenang, menu makannya malah jadi daging,” ujar warganet ini.
“Aku yang dibilang sehari nggak boleh makan telur dua butir, katanya boros. Langsung pergi beli telur banyak,” tulis warganet lainnya di kolom komentar.
Sementara itu, kurang dari 24 jam, video ini sudah ditonton sebanyak lebih dari 200 ribu kali di TikTok.
Sumber : Suara
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan