Stasiun layanan pekerja migran di kota Kaohsiung yang merupakan bagian dari Badan Imigrasi Nasional (NIA) Taiwan telah mendorong pekerja migran di kota itu, termasuk mereka yang tidak memiliki dokumen kerja yang sah, pekerja migran kaburan dan overstay, untuk dites COVID-19.
Hal ini bertujuan untuk menghindari wabah penyakit menular itu menyebar ke tingkat komunitas pekerja migran dan juga warga lokal.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Senin (5/7/2021), otoritas terkait mengatakan inspeksi telah dilakukan di sekitar area dimana pekerja migran biasanya berkumpul.
Staf NIA Taiwan telah berkoordinasi dengan lebih dari 105 agensi tenaga kerja untuk menemukan para pekerja migran kaburan dan overstay, mendorong mereka untuk keluar dari lokasi persembunyiannya dan melakukan tes COVID-19.
Sekitar 16.500 pekerja migran legal dari berbagai kawasan industri dan distrik di Taiwan sejauh ini dinyatakan negatif penyakit tersebut, menurut laporan CNANews.
Sebagai bagian dari tindakan pencegahan penularan wabah corona, NIA Taiwan cabang Kaohsiung juga mendorong pekerja migran yang tidak memiliki izin kerja seperti pekerja migran kaburan dan overstay untuk dites COVID-19 dan menjalani pengobatan, terutama bagi pekerja migran kaburan dan overstay yang menunjukkan gejala terpapar COVID-19.
Pihak NIA Taiwan meyakinkan para pekerja migran kaburan dan overstay yang keluar dan secara sukarela mau dites COVID-19 tidak akan dihukum atau dideportasi dari Taiwan.
Sejauh ini, hanya 50 hingga 60 orang yang datang secara sukarela untuk melakukan pengujian wabah corona di kota itu, menurut NIA Taiwan cabang Kaohsiung.
Sumber : CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan