Saat ini banyak negara telah melakukan uji coba pendekatan dengan mencampur vaksin COVID-19 kepada individu dengan harapan untuk meningkatkan kekebalan tubuh atau imunitas pasien terhadap paparan wabah corona.
Menanggapi hal ini, kepala Pusat Komando Epidemi Sentral (CWCC) Taiwan, Chen Shih-chung dalam konferensi pers yang digelar pada hari Rabu (30/6/2021) mengatakan bahwa pihaknya mengizinkan percobaan pencampuran vaksin corona sebagai uji coba peningkatan efektifitas vaksin corona di Taiwan, laporan CNANews.
Sejauh ini, sebagian besar eksperimen mencampur dan mencocokkan vaksin corona yang diuji coba adalah orang yang menggunakan vaksin AstraZeneca untuk dosis pertama dan vaksin Pfizer-BioNTech untuk dosis kedua.
Namun, saat ini, Taiwan hanya memiliki vaksin COVID-19 AstraZeneca dan Moderna. Menurut laporan media lokal Taiwan menyebutkan bahwa beberapa dokter dan ahli medis di Taiwan menyarankan untuk mencampur keduanya.
Komite Praktik Imunisasi (ACIP) di Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) Taiwan melarang aksi tersebut pada tanggal 20 Juni 2021 dengan alasan kurangnya bukti ilmiah tentang pencampuran vaksin corona AstraZeneca dan Moderna.
Namun Ahli epidemiologi Academia Sinica, Ho Mei-shang menyarankan agar Taiwan dapat membuat datanya sendiri tentang kombinasi vaksin corona AstraZeneca dan Moderna, laproan CNANews pada hari Selasa (29/6/2021).
Sumber : TVBS NEWS, TVBS選新聞, CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan