Pihak berwenang di Kabupaten Pingtung mengatakan pada hari Selasa (29/6/2021) bahwa enam orang dari sekelompok kasus COVID-19 yang melibatkan varian Delta yang sangat menular baru-baru ini mengunjungi Rumah Sakit Umum (RSU) Fangliao.
Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa beberapa dari mereka mungkin telah terinfeksi dari sumber yang sama di RSU Fangliao.
Infeksi cluster COVID-19 di kabupaten Pingtung, wilayah bagian selatan Taiwan berasal dari seorang wanita dan cucu di Kotapraja Fangshan, yang kembali ke Taiwan dari Peru pada tanggal 6 Juni 2021 lalu.
Hingga Selasa, infeksi cluster COVID-19 ini telah berkembang menjadi 14 kasus, dimana sebanyak 9 kasus di antaranya telah dikonfirmasi sebagai varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India.
Pada konferensi pers Selasa sore, Hakim Kabupaten Pingtung, Pan Meng-an mengatakan penyelidik telah menemukan bahwa enam orang di infeksi cluster COVID-19 tersebut termasuk dua kasus yang awalnya pernah mengunjungi Rumah Sakit Umum Fangliao selama pertengahan bulan ini.
Menurut Pan, wanita dan cucunya yang kembali dari Peru menghabiskan lebih dari 10 jam di ruang gawat darurat RSU Fangliao pada tanggal 14 Juni 2021 lalu, sambil menunggu hasil tes COVID-19 mereka, keduanya sempat dirawat dengan infus untuk gejala yang mereka kembangkan.
Pada hari yang sama, seorang petani di Kotapraja Fangliao dan istrinya, yang masing-masing dites positif COVID-19 pada hari Minggu dan Selasa, mengunjungi Rumah Sakit Umum Fangliao untuk janji rawat jalan, kata Pan.
Dua hari kemudian, pada tanggal 16 Juni, petani dan istrinya mengunjungi RSU Fangliao lagi, begitu pula pasangan yang tinggal bersebelahan dengan wanita dan cucunya yang baru kembali dari Peru itu.
Menurut Pan, sejak itu infeksi cluster COVID-19 di kawasan itu terus berkembang dan mengkonfirmasi lebih banyak kasus baru.
Sementara itu, seorang sopir taksi yang mengantar salah satu tetangga ke rumah sakit pada hari itu juga terinfeksi corona dan diyakini telah menularkan virus corona ke beberapa orang lainnya, menurut data yang dirilis oleh pemerintah daerah.
Sementara enam orang mengunjungi bagian rumah sakit yang berbeda, ada kemungkinan mereka melakukan kontak singkat di kamar kecil atau di apotek rumah sakit, itulah sebabnya rumah sakit tidak dapat dikesampingkan sebagai kemungkinan tempat penularan COVID-19, kata Pan.
Menanggapi kekhawatiran ini, Pan mengatakan pemerintah daerah telah memerintahkan penutupan layanan darurat dan rawat jalan Rumah Sakit Umum Fangliao hingga hari ini, Rabu (30/6/2021), sambil menunggu pengujian COVID-19 dari 332 anggota stafnya.
Dalam kasus petani dan istrinya, yang mengunjungi rumah sakit beberapa kali untuk layanan rawat jalan, pihak berwenang telah mengidentifikasi 399 kontak potensial berisiko tinggi dan memasukkan mereka ke pusat karantina pemerintah, kata Pan.
Secara lebih luas, kata Pan, pemerintah kabupaten telah mendirikan pusat operasi bergerak di Fangliao, dan sedang dalam proses menguji dan memvaksinasi penduduk dari dua komunitas titik penularan yang diduga menjadi sumber infeksi cluster COVID-19 di Fangshan.
Hingga Selasa (29/6/2021), total 4.691 orang telah menerima tes COVID-19 di stasiun pengujian publik di Kotapraja Fangliao dan Fangshan, dimana sebanyak 3.133 di antaranya hasilnya negatif, menurut Pan.
Sumber : udn video, TVBS NEWS
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan