Indonesia Darurat Corona, Nakes Desak Presiden Segera Berlakukan Lockdown

Indonesia darurat virus corona. Penambahan kasus Covid-19 beberapa waktu terakhir terus mencatatkan rekor tertinggi. Setiap harinya, kasus baru bertambah di kisaran angka 20.000 atau bahkan lebih. Bersamaan dengan itu, angka kematian akibat infeksi Covid-19 juga terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 sejak Sabtu (26/6/2021) hingga Minggu (27/6/2021), penambahan pasien positif Covid-19 tercatat mencapai 21.342 orang. Angka itu merupakan rekor penambahan kasus harian tertinggi sejak awal pandemi di Indonesia.

Bahkan, dengan jumlah tersebut, Indonesia tercatat sebagai negara di urutan pertama dengan penambahan kasus Covid-19 tertinggi dalam sehari pada periode itu, mengacu pada data Worldometers (www.worldometers.info), pada hari Minggu (27/6/2021).

Setelah Indonesia, Rusia menyusul di urutan kedua dengan penambahan 20.538 kasus baru dalam sehari. Di urutan ketiga yakni Iran yang bertambah 9.758 kasus baru. Kemudian Filipina bertambah 6.096 kasus baru, Malaysia bertambah 5.586 kasus baru.

Dalam periode yang sama, Indonesia juga mencatatkan 409 kasus kematian akibat Covid-19. Angka itu menyebabkan total pasien meninggal dunia akibat Covid-19 di Tanah Air kini mencapai 57.138 orang terhitung sejak awal pandemi.

Dengan jumlah tersebut, Indonesia menjadi negara di urutan kedua yang mencatatkan penambahan angka kematian tertinggi setelah Rusia menurut data Worldometers. Adapun Rusia mencatatkan 599 kematian dalam sehari. Menyusul kemudian Mexico dengan penambahan 175 kematian, Iran sebanyak 134 kasus, dan Filipina 128 kasus

Dengan penambahan 21.342 kasus Covid-19 dalam sehari, total pasien yang terjangkit virus corona di Indonesia kini mencapai 2.115.304 orang terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret tahun lalu.

Kasus baru tersebut tersebar di 33 provinsi. Tercatat, ada lima provinsi dengan penambahan kasus baru Covid-19 tertinggi. Kelima provinsi itu yakni DKI Jakarta (9.394 kasus baru), Jawa Barat (3.988 kasus baru), Jawa Tengah (2.288 kasus baru), Jawa Timur (889 kasus baru), dan DIY (830 kasus baru).

Rekor kasus aktif

Berdasarkan data yang sama, diketahui bahwa jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia juga terus bertambah. Kasus aktif Covid-19 per Minggu (27/6/2021) melewati angka 200.000, tepatnya 207.685 kasus.

Angka itu naik 12.909 kasus dibandingkan hari sebelumnya. Dihitung sejak awal pandemi, kasus aktif tersebut merupakan yang tertinggi di Tanah Air.

Untuk diketahui, jumlah kasus aktif diketahui dari pengurangan jumlah total pasien yang terinfeksi Covid-19 sejak kasus pertama diumumkan 2 Maret 2020 dengan jumlah total pasien yang sembuh dan meninggal dunia.

Adapun penambahan pasien sembuh mencapai 8.024 orang dalam 24 jam terakhir. Sehingga total pasien yang sembuh dari Covid-19 kini menjadi 1.850.481 orang. Sementara, jumlah suspek Covid-19 kini mencapai 129.891 kasus.

Desakan pembatasan nasional

Dengan terus melonjaknya kasus Covid-19, pemerintah didesak untuk menempuh langkah tegas. Berbagai pihak meminta Presiden Joko Widodo menarik rem darurat dengan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara nasional atau lockdown. Desakan itu salah satunya disampaikan oleh Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama perhimpunan 5 profesi dokter.

Kelima perhimpunan profesi dokter itu terdiri dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), serta. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI). Mereka mendorong agar PSBB difokuskan di Pulau Jawa dan setidaknya diterapkan selama dua minggu.

“Kami tidak ingin sistem kesehatan Indonesia menjadi kolaps,” kata Ketua Tim Mitigasi Dokter PB IDI dr Adib Khumaidi melalui keterangan tertulis, Minggu (27/6/2021).

Akibat lonjakan tersebut, IDI mencatat, terdapat 24 kabupaten/kota yang melaporkan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupation rate (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 melebihi 90 persen. BOR untuk ICU dari berbagai RS bahkan mendekati atau melebihi 100 persen.

Bersamaan dengan itu, terjadi penumpukan pasien dan antrian panjang di banyak instalasi gawat darurat (IGD) RS, terutama di kota-kota besar. Bahkan, banyak pasien yang meninggal dunia saat tiba di IGD. Kondisi ini semakin memprihatikan dengan bertambahnya kasus Covid-19 yang menimpa para dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.

Situasi tersebut menyebabkan tenaga kesehatan semakin terbatas dalam memberikan pelayanan. Hal ini bisa berakibat pada kolapsnya RS.

Selain itu, terdapat varian baru Covid-19 di berbagai kota di Indonesia yang lebih mudah menyebar, menyerang segala usia tanpa perlu ada komorbid, lebih memperberat gejala, meningkatkan kematian dan menurunkan efektifitas vaksin.

Oleh karenanya, pemerintah didesak menerapkan PSBB ketat dan memastikan kebijakan itu terimplementasi secara optimal.

Usulan serupa juga disampaikan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris. Ia meminta presiden menerapkan PSBB atau setidaknya lockdown Pulau Jawa.

Menurut Charles, tingginya kenaikan kasus Covid-19 beberapa waktu belakangan menunjukkan bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro yang diterapkan pemerintah sejak Februari lalu tak lagi efektif.

Oleh karenanya, ia mendorong PSBB atau lockdown di Pulau Jawa segera direalisasikan. Dengan begitu, dapat dilakukan penutupan total terhadap sekolah, pusat perbelanjaan, hingga perkantoran.

Jika pembatasan besar-besaran tidak diterapkan di hulu, Charles khawatir, penambahan kapasitas fasilitas kesehatan sebanyak apa pun di hilir tetap tidak akan memadai.

“Derasnya penularan Covid di hulu harus kita redam sedini mungkin dengan pembatasan sosial besar-besaran,” kata Charles melalui keterangan tertulis, Minggu (27/6/2021).

“Tolong, Pak Jokowi, kondisi sudah darurat. Jangan sampai ini semakin gawat, dan akhirnya kita semua tersapu ‘banjir bandang’ yang sebenarnya sudah kita ketahui ancamannya, tapi telat kiita tanggulangi,” tuturnya.

Sumber : KOMPASTV

Loading

You cannot copy content of this page