Pandemi COVID-19 di Tanah Air Memburuk, Simak Data dan Faktanya!

Kasus corona di Indonesia kembali mengalami peningkatan dalam beberapa hari ini. Kenaikan jumlah kasus merupakan dampak dari libur Lebaran. Kegiatan mudik, silaturahmi dan sebagainya menyebabkan penularan virus corona begitu masif.

Kondisi Indonesia saat ini tidak baik. Jika kalian tidak percaya kumparan merangkum sejumlah fakta dan data terkait kondisi penanganan COVID-19 di Indonesia.

Dulu 1 Juta Kasus 331 Hari, Kini 147 Hari

Kasus corona di Indonesia tembus 2 juta orang tepatnya 2.004.445 orang pada Senin (21/6). Tidak hanya itu, penambahan kasus harian nasional pun kembali mencatat rekor baru sejak awal pandemi, yaitu 14.536 orang.

Berdasarkan catatan kumparan, penambahan kasus corona hingga 2 juta orang memiliki rentang hari yang sangat cepat. Kami mencatat, penyebaran virus corona kali ini butuh waktu 147 hari dari 1 juta kasus pada 26 Januari 2021 ke 2 juta kasus pada hari ini.

Di periode sebelumnya, corona membutuhkan waktu 331 hari sejak kasus pertama pada 2 Maret 2020 hingga tembus 1 juta kasus pada 26 Januari 2021.

Wisma Atlet Pademangan Penuh

Koordinator Operasional Rumah Sakit Darurat COVID-19, Kolonel Crm dr. Stefanus Dony, memastikan Wisma Atlet Pademangan sudah penuh terisi. Wisma Atlet Pademangan merupakan tempat yang dijadikan rumah sakit darurat corona (RSDC).

“RSDC Wisma Atlet Pademangan (9 dan 10), jumlah pasien rawat inap 2.786 orang (1488 pria, 1.298 wanita). Semula 3.057 orang, berkurang 271 orang,” kata Aris dalam update hariannya.

Sedangkan untuk Tower 8, kini sudah terisi 1.329 orang. Jumlah ini bertambah 34 orang dari hari sebelumnya.

Kematian Corona Anak Tertinggi di Dunia, Jokowi Minta Ada Penanganan Khusus

Kasus corona anak termasuk balita di Indonesia memang tengah terpantau tinggi. Menurut Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Aman B Pulungan, SpA, per Kamis (17/6), dalam satu hari terjadi penambahan 661 kasus corona anak di DKI Jakarta, sementara 144 di antaranya balita.

Lebih lanjut, dr. Aman menjelaskan bahwa data nasional saat ini menunjukkan kasus COVID-19 pada anak usia 0-18 tahun adalah 12,5 persen. Artinya, 1 dari 8 kasus COVID-19 di RI saat ini adalah anak.

Ditambah lagi angka kematian anak karena COVID-19 di Indonesia mencapai 3,5-5 persen. Kata IDAI menjadi yang tertinggi di dunia.

Kondisi tersebut membuat Presiden Jokowi memberikan arahan agar BKKBN menangani hal itu secara khusus.

“Pak Presiden mendorong terkait dengan ibu hamil, ibu melahirkan, dan bayi balita dan anak-anak untuk ditangani oleh BKKBN secara khusus terkait dengan penanganan COVID-19,” kata Ketua KPCPEN Airlangga Hartarto dalam jumpa pers virtual di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (21/6).

BOR Rumah Sakit di Jakarta untuk Isolasi 90%, ICU 81%

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, saat ini keterpakaian tempat tidur isolasi di Jakarta sudah mencapai 90%. Sedangkan okupansi tempat tidur ICU mencapai 81%. Angka itu didapat dari 106 rumah sakit di DKI Jakarta, 13 di antaranya merupakan rumah sakit yang khusus menangani pasien COVID-19.

Dia mengatakan, Pemprov DKI terus berupaya menambah kapasitas untuk perawatan pasien corona di rumah sakit. Namun laju penambahan pasien saat ini terlalu cepat.

“Sebelumnya di posisi awal bulan ini adalah sekitar 8.000 sekarang sudah mencapai 9.000 lebih ya. Jadi kalau total dengan ICU lebih 10.000 ya. Jadi kalau total dengan tempat ICU ada 10.000 yang kita siapkan,” tuturnya.

“Jadi artinya, mengingat keterpakaian semakin cepat sehingga perlu penambahan yang begitu cepat,” tambahnya.

Saat ini okupansi Wisma Atlet juga sudah mencapai 81,81%. Ada 6.010 pasien yang kini dirawat di Wisma Atlet.

RS Corona di 87 Kabupaten dan Kota Nyaris Penuh

Ketua KPCPEN Airlangga Hartarto mengatakan sudah ada 87 kab/kota yang ketersedian RS-nya di atas 70 persen. RS itu tersebar di 29 provinsi. 70 persen itu ambang batas, kalau sudah lebih berarti sudah alarm kuat.

“Pak Presiden meminta menjaga kedisiplinan masyarakat tentang 3M dan ini merupakan penugasan dari BNPB. Pak presiden juga menyampaikan apa yang terjadi di lapangan dan apa tindak lanjut yang dilakukan oleh TNI dan Polri,” tutur Menko Perekonomian itu.

Kasus Positif Naik 92% dalam Sebulan

Puncak kasus corona dalam sepekan di Indonesia terjadi pada akhir Januari 2021 lalu sebesar 89.052. Setelahnya, kasus corona cenderung menurun setelah dihelatnya vaksinasi.

Meski demikian, dua pekan ke belakang kasus corona kembali naik signifikan dan angkanya mendekati puncak kasus tersebut. Pekan lalu (8-13 Juni) kasus naik sebesar 55.320. Lalu pekan ini pertumbuhan kasus meroket ke angka 78.551 atau 41,99 persen.

Apabila datanya dilihat sebulan, maka pertumbuhan kasus corona di Indonesia naik 92 persen. Tepatnya terhitung sejak periode 24-20 Mei 2021 hingga 14-20 Juni 2021.

Kasus Corona Jakarta Terus Naik, Positivity Rate Tembus 25,2%

Positivity rate kasus corona di Jakarta saat ini tembus di angka 25,2%. Nilai ini melebihi tren positivity rate mingguan pada lonjakan kasus di Februari lalu. Saat itu, positivity rate tertinggi di angka 23,5%.

Jika dibandingkan dengan positivity rate Indonesia selama sepekan terakhir, Jakarta memang tak lebih tinggi. Positivity rate Indonesia mencapai 38,2%.

Sementara untuk positivity rate kasus Jakarta secara keseluruhan ada di angka 11,2%. Sedangkan Indonesia 20%.

Adapun standar WHO untuk positivity rate yakni 5%. Jadi, baik Jakarta dan Indonesia positivity ratenya melewati standar WHO.

Sumber : KOMPASTV, Antara

Loading

You cannot copy content of this page