Dengan mempertimbangkan varian Delta COVID-19 yang dilaporkan lebih ganas dan lebih cepat menular, maka dari itu pejabat kesehatan Taiwan mengatakan bahwa screening atau penyaringan awal dari infeksi corona dapat diterapkan pada semua kedatangan setelah karantina standar 14 hari untuk mencegah garis keturunan virus yang paling berbahaya ini menyebar di kalangan warga masyarakat Taiwan.
Ketua Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan, Chen Shih-chung mengatakan pada konferensi pers bahwa penyaringan lain untuk kedatangan internasional setelah karantina wajib 14 hari sedang dipertimbangkan secara serius.
Hal ini menyusul komentar kepala ilmuwan dari organisasi kesehatan top dunia yang mengatakan bahwa varian virus corona yang satu ini sangat menular menjadi dominan secara global.
Varian Delta virus COVIA-19 pertama kali diidentifikasi di India, strain Delta kini telah menyebar ke lebih dari 80 negara di dunia.
“Wisatawan tidak akan diizinkan masuk ke Taiwan jika mereka terbukti terpapar oleh varian virus corona ini,” kata Chen.
Saat ini, pelancong harus menunjukkan tes PCR negatif COVID-19 yang dikeluarkan dalam waktu tiga hari kerja sebelum terbang ke Taiwan dan menjalani karantina selama 14 hari pada saat kedatangan.
Sejak bulan Oktober 2020 lalu, Taiwan telah mencatat 5 kasus infeksi virus corona varian Delta yang semua kasus itu merupakan kasus-kasus impor, menurut pejabat kesehatan senior CECC Taiwan, Lo Yi-chun
Dari 5 kasus ini tidak termasuk seorang pria Taiwan berusia 59 tahun yang menghabiskan waktu di Vietnam dan India yang kemudian dites positif corona di bandara di Makau.
Sumber : 三立LIVE新聞
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan