Karena jumlah kasus COVID-19 di negeri Formosa dalam beberapa hari terakhir tetap berada di bawah 200 kasus selama empat hari berturut-turut dan angka R di Taiwan turun menjadi 0,46, seorang ahli epidemiologi Taiwan menyerukan pemerintah untuk menurunkan peringatan siaga epidemi ke level 2.5 sebagai transisi dari pembatasan level 3 ke level 2 hingga dua minggu ke depan.
Selama siaran langsung pada hari Rabu (16/6/2021), ahli epidemiologi Universitas Nasional Taiwan. Chen Hsiu-hsi mengatakan bahwa karena tindakan pencegahan non-farmasi (NPI), seperti mengenakan masker dan menjaga jarak sosial, angka R Taiwan telah turun menjadi 0,46.
Angka R di Taiwan selama dua minggu terakhir kurang dari satu, menunjukkan langkah-langkah pencegahan epidemi yang diterapkan oleh pemerintah Taiwan efektif.
Ketika digunakan dalam konteks pandemi, R adalah kependekan dari angka reproduksi dasar (R0). Dengan tidak adanya kekebalan kawanan, R mengukur jumlah rata-rata orang yang dapat terinfeksi vrus dari satu individu. Semakin besar angka R, semakin lebih sulit untuk mengontrol transmisi komunitas.
Chen berpendapat bahwa karena kemajuan pesat ini, Taiwan dapat segera melonggarkan beberapa pembatasan epidemi pada level 3. Namun, alih-alih langsung turun ke level 2, ia menyarankan untuk memasuki fase perantara level 2.5 terlebih dahulu setidaknya selama satu hingga dua minggu.
Dia merekomendasikan empat kriteria yang harus dipenuhi sebelum peringatan siaga epidemi level 3 bisa diturunkan ke level 2.
Chen menegaskan bahwa dua dari 4 kriteria utama sudah tercapai. Pertama, 70 persen dari semua staf medis telah divaksinasi, yang dapat mengurangi tingkat infeksi wabah corona di rumah sakit dan kemungkinan penyebaran infeksi wabah di tingkat rumah tangga.
Kedua, aturan wajib masker dan social distancing sudah dipatuhi oleh lebih dari 90 persen populasi di Taiwan dan kini tinggal dipertahankan.
Sedangkan menurut Chen, 2 prasyarat yang belum tercapai yaitu pertama, semua orang di fasilitas perawatan jangka panjang dan lansia yang tinggal di rumah harus divaksinasi lengkap.
Yang kedua adalah untuk mempromosikan pengujian di perusahaan, komunitas, klinik lokal, dan rumah tangga. Chen mengatakan bahwa karakteristik varian Alpha adalah menyebar melalui “transmisi diam” dan terus membentuk infeksi cluster kecil.
Jika cluster-cluster ini dapat diidentifikasi dengan cepat melalui strategi penyaringan yang direkomendasikan, risiko meningkatnya penularan COVID-19 di tingkat komunitas dapat dikurangi.
Chen menunjukkan bahwa tidak peduli seberapa cepat vaksin diberikan, dampaknya akan memakan waktu satu hingga dua minggu.
Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa penuruan epidemi ke level 2.5 diperlukan antara peringatan level 3 dan level 2. Chen mengatakan bahwa fase pembatasan epidemi di level 2.5 ini membutuhkan setidaknya satu hingga dua minggu pengamatan karena beberapa tindakan pencegahan epidemi secara bertahap dilonggarkan.
Para ahli dapat menentukan apakah langkah-langkah yang masih berlaku dapat mencegah timbulnya infeksi cluster kecil corona selama periode penurunan pembatasan epidemi ini.
Berdasarkan pengalaman di Israel, Amerika Serikat dan Kanada, Chen menegaskan bahwa tingkat vaksinasi harus mencapai 20 hingga 50 persen untuk memungkinkan kesehatan masyarakat dan langkah siaga untuk mengendalikan wabah lokal COVID-19 di Taiwan.
Sumber : 東森新聞 CH51, udn video
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan