Kabupaten Miaoli yang terletak di wilayah Taiwan bagian barat pada hari Rabu (16/6/2021) kembali melaporkan 21 kasus baru COVID-19 di kalangan pekerja migran.
Menurut laporan media lokal Taiwan, semua pekerja migran yang dinyatakan positif corona ini telah dikarantina sejak wabah infeksi cluster COVID-19 dikonfirmasi di pabrik tempat mereka bekerja pada awal bulan ini.
Adapun sebanyak 21 pekerja migran positif COVID-19 itu terdiri dari 19 orang pria dan 2 orang wanita (TKW).
Mereka telah berada di fasilitas karantina yang ditunjuk pemerintah selama 8 hingga 12 hari dan oleh karena itu tidak menimbulkan risiko penularan epidemi bagi masyarakat umum, kata Hakim Kabupaten Miaoli, Hsu Yao-chang mengatakan pada konferensi pers.
Kasus-kasus baru corona yang dikonfirmasi itu membuat jumlah total kasus COVID-19 di kabupaten Miaoli saat ini menjadi 490 kasus.
Dimana sebanyak 396 di antaranya berasal dari kalangan pekerja migran yang bekerja di pabrik-pabrik di Miaoli terutama yang terletak di kota-kota industri Zhunan dan Toufen, kata Hsu.
Sebanyak 21 kasus baru COVID-19 ini dikonfirmasi satu hari setelah Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan mengatakan bahwa pihaknya telah mulai menguji 1.400 pekerja migran dari enam pabrikdi Zhunan.
Semua pekerja migran itu awalnya dites COVID-19 dan dinyatakan negatif corona pada tanggal 5 hingga 8 Juni 2021 lalu. Setelah diuji COVID-19, seluruh pekerja migran di kawasan itu ditempatkan di pusat karantina sejak saat itu.
Dua pertiga dari kelompok pekerja migran yang dinyatakan positif COVID-19 tersebut adalah pekerja pabrik di pabrik King Yuan Electronics Co., sebuah perusahaan pembuat chip dimana infeksi cluster COVID-19 dengan lebih dari 200 kasus corona dilaporkan awal bulan ini.
Pihak CECC Taiwan mengatakan bahwa sebanyak 150 hingga 200 orang dalam kelompok tersebut kemungkinan akan memiliki hasil tes COVID-19 positif dalam beberapa hari mendatang, tetapi ada sedikit risiko bagi publik.
Sementara itu, kata Hsu, departemen kesehatan Kabupaten Miaoli pada hari Selasa (15/6/2021) telah melakukan pengujian COVID-19 terhadap sebanyak 844 karyawan di sembilan perusahaan dan di stasiun umum, menggunakan tes cepat COVID-19 dan semua hasilnya negatif.
Hsu, seorang anggota oposisi Kuomintang, mendapat kecaman pekan lalu setelah dia mengeluarkan perintah kontroversial yang melarang pekerja migran pergi ke luar, kecuali untuk bolak-balik ke dan dari tempat kerja, dalam upaya untuk menahan penyebaran COVID-19 di kawasan tersebut.
Pada hari Selasa, dia kembali menuai kritik karena menyarankan bahwa anggota dewan daerah dan perwakilan terpilih harus ditempatkan lebih tinggi dalam daftar prioritas vaksin CECC Taiwan, dalam kategori yang sama dengan kepala desa dan lingkungan yang membantu memberi tahu penduduk ketika mereka memenuhi syarat untuk menerima vaksin corona.
Sumber : 民視新聞網 Formosa TV News network, 華視新聞 CH52NewTalk, CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan