Majikan di Taiwan akan dikenakan sanksi jika mereka meminta pekerja migran untuk menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa pekerja migran akan menanggung sendiri konsekuensi jika terinfeksi virus corona.
Beberapa majikan dilaporkan menuntut buruh migran menandatangani surat pernyataan untuk menghindari tanggung jawab karena gagal mengendalikan penyebaran COVID-19.
Insiden ini dikonfirmasi mengikuti serangkaian infeksi cluster wabah corona di antara komunitas pekerja migran di perusahaan teknologi di daerah Miaoli, termasuk King Yuan Electronics dan Greatek Electronics.
Kementerian Tenaga Kerja (MOL) Taiwan menekankan bahwa majikan wajib mengikuti pedoman manajemen pekerja migran untuk membantu mencegah penyebaran penyakit menular di Taiwan.
Majikan berpotensi menghadapi denda antara NT$ 60.000 hingga NT$ 300.000 jika terbukti berusaha menghindari protokol kesehatan dan berisiko dicabut izin kerja mereka atas pelanggaran tersebut, laporan media Liberty Times.
Menurut pedoman tersebut, majikan diharuskan untuk mempromosikan kebijakan pencegahan epidemi, memastikan pekerja migran tidak berbaur satu sama lain, meningkatkan desinfeksi, meningkatkan sanitasi asrama untuk setiap individu, memberikan bantuan dengan pembelian masker, mengadopsi langkah-langkah pencegahan penularan jika terjadi wabah, dan pemberian cuti karantina, menurut MOL Taiwan.
Buruh migran dapat menelepon nomor telepon 1955 untuk mengajukan pengaduan tentang pelanggaran yang relevan.
Mereka juga disarankan untuk menggunakan layanan LINE yang diluncurkan MOL Taiwan pada bulan lalu yang mendorong pemberitahuan tentang perkembangan pandemi COVID-19 di Taiwan.
Sumber : 東森新聞 CH51, Liberty Times
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan