Otoritas Taiwan pada hari Senin (7/6/2021) kembali melaporkan kasus lain dari pembekuan darah terkait dengan vaksin COVID-19 asal AstraZeneca.
Sebelumnya, Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan juga telah mencatat kasus pertama penggumpalan darah yang dialami individu yang menerima vaksin AstraZeneca yang dikonfirmasi pada tanggal 2 Juni 2021.
Adapun kasus baru ini melibatkan seorang wanita berusia 30-an tahun yang mencari pertolongan medis setelah mengalami gusi berdarah delapan hari setelah menerima suntikan vaksin corona AstraZeneca.
Pasien dilaporkan juga mengalami demam dan merasakan nyeri di bagian tubuhnya setelah 12 hari disuntik vaksin AstraZeneca.
Ia saat ini telah dirawat di rumah sakit setelah tes darah mengungkapkan jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia) dan peningkatan yang tidak normal kadar D-dimer, yang berhubungan dengan pembekuan darah pada pasien.
Kasus wanita itu adalah penggumpalan darah keempat yang terjadi di Taiwan yang diduga sebagai efek setelah mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca.
Akan tetapi menurut otoritas Taiwan hanya satu kasus penggumpalan darah yang sejauh ini dikonfirmasi sebagai terhubung langsung ke pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Kasus itu, yang dikonfirmasi CECC Taiwan pada tanggal 2 Juni 2021, dimana pasien adalah seorang pria berusia 30-an tahun.
Ia mengalami demam dan merasakan ketidaknyamanan setelah menerima suntikan pertama vaksin AstraZeneca pada tanggal 12 Mei 2021 lalu.
CECC Taiwan memperkirakan bahwa di Taiwan memiliki risiko mengembangkan kasus pembekuan darah pasca vaksinasi COVID-19 sebesar 2,1 per jutaan dosis vaksin.
Sementara negara-negara barat telah melaporkan risiko pasien mengalami pembekuan darah pasca vaksinasi corona yang lebih tinggi.
CECC Taiwan melaporkan sejauh ini sudah tercatat 7 kasus individu yang melaporkan efek samping yang tak wajar pasca mendapatkan vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Ada yang mengalami sakit kepala, sesak napas, pusing dan nyeri dada 14 hari setelah disuntik, tapi kondisinya membaik setelah dirawat.
Ada pula yang didiagnosis mengalami serangan jantung yang cukup parah pasca nyeri dada yang tak tertahankan usai divaksinasi. Namun pasien tersebut telah dipulangkan dari rumah sakit.
Sementara yang lainnya, mencari pertolongan medis karena mengalami peradangan di tempat suntikan vaksin dan sedang dirawat untuk masalah tersebut.
Sejak program inokulasi dimulai pada bulan Maret 2021 lalu, total 932 efek samping, termasuk 79 yang serius, telah dilaporkan di Taiwan, menurut data CECC Taiwan.
Sumber : 三立LIVE新聞, CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan