Fenomena panic buying dilaporkan terjadi di seluruh penjuru Taiwan setelah 16 kasus COVID-19 lokal dilaporkan dalam konferensi pers kemarin, Rabu (12/5/2021) yang memicu kekhawatiran bahwa Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan akan mengumumkan peringatan epidemi ke tingkat 3.
Pada konferensi pers pada hari Rabu (13 Mei), Menteri Kesehatan dan kepala CECC Chen Shih-chung mengumumkan 21 kasus baru COVID-19 di negeri Formosa, termasuk 16 kasus lokal di empat bagian negara yang berbeda.
Sebelumnya pada Rabu pagi, Chen mengatakan kepada Legislatif Yuan bahwa peringatan epidemi dapat dinaikkan ke level 3 hari itu, tetapi dia kemudian mengatakan bahwa peringatan ini akan dikeluarkan dalam “beberapa hari mendatang” dengan meninjau kondisi epidemi corona yang terjadi di Taiwan.
Sebanyak 16 kasus lokal merupakan jumlah infeksi lokal terbesar yang dilaporkan di Taiwan dalam satu hari sejak dimulainya pandemi COVID-19.
Jika peringatan level 3 diberlakukan, orang-orang harus mengenakan masker setiap saat saat berada di luar dan pertemuan di dalam ruangan akan dibatasi hingga lima orang, dengan pertemuan di luar ruangan dibatasi hingga 10 orang.
Dihantui oleh meningkatnya kasus corona di dalam negeri dan kekhawatiran peningkatan peringatan epidemi, sejumlah konsumen di Taiwan berbondong-bondong ke hypermarket dan supermarket, serta situs e-commerce, selama jam sibuk setelah jam kerja.
Fenomena panic buying ini mirip dengan hiruk pikuk pembelian tisu toilet, deterjen antibakteri, deterjen pencuci piring, disinfektan berbasis alkohol, masker bedah, daging, produk segar, dan mie instan yang sebelumnya juga pernah terjadi di negeri Formosa.
Warga yang panik akan konfirmasi kasus infeksi lokal dan infeksi COVID-19 di tingkat komunitas dilaporkan berbondong-bondong memborong sejumlah keperluan sehari-hari dari sejumlah supermarket hingga sejumlah rak barang di supermarket Taiwan kosong.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Perekonomian (MOEA) Taiwan menyatakan pihaknya sedang memantau situasi melalui berbagai jalur. Menurut Kementerian Perekonomian Taiwan, beberapa toko telah melaporkan bahwa rak-rak mereka telah kosong karena berbagai produk yang dipajang di rak tersebut ludes dibeli pelanggan.
Akan tetapi mereka mengklaim dapat menyesuaikan dengan permintaan dan menyangkal adanya kekurangan pasokan ke sejumlah toko di Taiwan di tengah fenomena panic buying.
Platform e-commerce juga melaporkan peningkatan besar-besaran dalam penjualan barang kebutuhan pokok dan bahan pencegahan epidemi. Namun, mereka mengatakan bahwa mereka telah mempercepat pengiriman mereka dan memiliki kapasitas untuk menangani peningkatan volume barang kebutuhan sehari-hari yang diminta konsumen.
Netizen Taiwan telah memposting gambar antrean panjang dan rak kosong dan membuat komentar seperti “Tidak bisakah kamu tenang?” menanggapi fenomena panic buying yang terjadi di kalangan warga masyarakat Taiwan akibat level siaga pandemi ditingkatkan ke level 2.
Sumber : 57東森財經新, ETtoday
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan