Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) Taiwan sekaligus ketua Komando Pusat Epidemi Sentral (CECC) Taiwan, Chen Shih-chung menyatakan bahwa pengalaman sukses Taiwan dalam memerangi pandemi membuktikan bahwa Taiwan memiliki kemampuan berkontribusi pada kesehatan global.
Taiwan kata dia disebut pernah diprediksi menjadi salah satu negara yang paling parah terkena dampak pandemi karena kedekatan geografisnya dengan China.
Namun Taiwan kata Chen memiliki pengalaman dalam memerangi SARS pada tahun 2003 lalu sehingga tidak pernah mengabaikan berbagai peringatan yang diterima sejak awal.
Sejak tanggal 31 Desember 2019, otoritas Taiwan telah sepenuhnya memanfaatkan berbagai informasi untuk memperkuat pengawasan terhadap kemungkinan pandemi dan secara aktif dan cepat mengadopsi berbagai tindakan pencegahan pandemi.
Pada tanggal 6 Mei 2021, CECC Taiwan melaporkan bahwa negeri Formosa hanya memiliki 1.173 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi (termasuk 12 kematian).
Dirilis TETO pada hari Kamis (6/5/2021), kebanyakan warga masyarakat Taiwan dapat mempertahankan kehidupan dan pekerjaan secara normal di tengah pandemi.
Pemerintah Taiwan telah mencetak rekor tidak ada kasus lokal selama 253 hari berturut-turut dari April hingga Desember 2020 yang membuat dunia terkesan.
Menteri Chen menjelasakan strategi mereka yakni membentuk jaringan pencegahan dan pengobatan penyakit menular nasional setelah epidemi SARS pada tahun 2003.
Otoritas Taiwan juga memilih lebih dari 100 rumah sakit terisolasi di seluruh negeri untuk dimasukkan dalam jaringan medis serta memilih rumah sakit tanggap darurat utama di masing-masing 22 kabupaten dan kota di Taiwan.
“Fakta membuktikan bahwa mekanisme ini membantu melindungi sistem medis dan tenaga medis dari kelebihan beban sehingga selama masa pandemi. Sebagian besar layanan medis yang bukan COVID-19 dapat beroperasi secara normal tanpa gangguan dari pandemi. Sampai saat ini, hanya dua kasus terkait pandemi COVID-19 yang berkaitan dengan rumah sakit yang terjadi di Taiwan. Kedua kasus tersebut telah dikendalikan secara efektif dan tidak ada pekerja medis yang meninggal,” kata dia soal para tenaga kesehatan (nakes) itu.
Menteri Chen mengatakan bahwa kepercayaan dan kerja sama rakyat Taiwan terhadap pemerintah menjadi faktor utama keberhasilan Taiwan dalam menekan pandemi kali ini.
Pemerintah Taiwan berupaya keras untuk memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang pandemi.
Pada saat yang sama tetap menjaga privasi dan kebebasan pribadi. Pemerintah juga memberikan perlindungan prioritas kepada komunitas yang kurang beruntung termasuk pekerja migran.
“Pemerintah Taiwan sangat menentang pelanggaran hak-hak rakyat, dan tidak pernah membatasi kebebasan berekspresi, berkumpul, dan berpartisipasi dalam kegiatan publik,” lanjutnya.
Menteri Chen juga menyebutkan bahwa Taiwan adalah salah satu negara paling sukses di dunia dalam menanggapi pandemi karena sistem medisnya yang baik, strategi pengujian yang ketat, transparansi dan keterbukaan informasi, serta kerja sama antara sektor publik dan swasta. Dampak ekonomi COVID-19 di Taiwan relatif kecil.
Sumber : VIVA
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan