Varian baru virus corona yakni BA.2.86 atau yang disebut Pirola, ditemukan setidaknya di empat negara. Pirola ditemukan oleh ilmuwan Israel pada Minggu (13/8). Sejak itu, Denmark ikut melaporan tiga hasil sequencing. Dua sequencing lainnya ditemukan masing-masing di Amerika Serikat dan Inggris. Indonesia sejauh ini belum melaporkan temuan varian ini.
Diberitakan CNN, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menetapkan Pirola sebagai “varian dalam pemantauan” pada Kamis (17/8). Klasifikasi ini mewajibkan negara-negara untuk melacak dan melaporkan hasil sequencing yang ditemukan, jika terjadi kasus dari varian ini.
Apabila varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kebal terhadap vaksin-vaksin yang sudah ada, maka klasifikasi varian ini akan terakumulasi menjadi “varian dalam perhatian”.
“Merupakan hal yang tidak biasa bagi corona untuk berubah begitu signifikan dan mengembangkan 30 mutasi baru. Terakhir kali kami melihat perubahan besar yakni ketika Omicron muncul,” kata peneliti senior di Statens Serum Institut (SSI), Morten Rasmussen, dalam pernyataan berita mengenai varian tersebut.
Menurut lembaga itu, tiga kasus di Denmark terjadi pada orang-orang di berbagai bagian negara yang disinyalir tidak melakukan kontak satu sama lain. SSI belum mau menyimpulkan soal tingkat keparahan dan bagaimana varian baru itu menular.
Sementara itu, dokter yang mengkaji evolusi virus di Fred Hutchinson Cancer Center di Seattle, Jesse Bloom, mengatakan Pirola memiliki lebih dari 30 perubahan asam amino pada protein jika dibandingkan dengan subvarian Omicron, BA.2.
“Ini membuatnya menjadi lompatan evolusioner yang sebanding ukurannya dengan kemunculan awal Omicron,” kata Bloom.
Meski begitu, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, Mandy Cohen, mengatakan varian baru ini tidak membuat cemas.
“Saya pikir apa yang kami lihat adalah mekanisme deteksi yang kami terapkan berfungsi. Kami lebih siap dari sebelumnya untuk mendeteksi dan merespons perubahan dalam virus Covid-19,” ucapnya kepada CNN.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris menyatakan bahwa varian ini ditemukan di empat negara berbeda pada orang tanpa riwayat perjalanan “menunjukkan bahwa ada penularan internasional yang berkembang.” Menurut badan itu, sequencing yang ditemukan sangat mirip satu sama lain sehingga varian itu kemungkinan muncul baru-baru ini dan menyebar dengan cepat.
Sumber : CNN Indonesia
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’