Seorang pria berkebangsaan China berusia 40-an berenang sejauh 12 km dari Semenanjung Huanqi di Provinsi Fujian, China, menuju Pulau Matsu yang dikuasai Taiwan. Tujuan dari perjalanan ekstrem ini adalah untuk mencari pengobatan setelah mengalami sengatan lebah yang menyakitkan serta mencari kebebasan.
Pria tersebut tiba di Pulau Beigan dan mencari bantuan dekat Stasiun Penyiaran Qinbi sekitar pukul 08.00 pagi pada hari Senin (24 Juli 2023). Berada dalam kondisi kesakitan yang cukup parah, ia meminta pertolongan dari para turis yang berada di sekitar lokasi.
Para turis segera menghubungi pihak berwajib, dan pejabat daerah merespons cepat dengan membawanya ke pusat kesehatan untuk menerima perawatan medis yang dibutuhkan. Berkat tindakan cepat dan perawatan yang diberikan, kondisi pria tersebut akhirnya pulih dari sengatan lebah yang dideritanya.
Menurut pejabat setempat, pria tersebut telah berenang selama lebih dari 10 jam melewati perairan yang memisahkan Pulau Matsu dan Semenanjung Huanqi. Pria tersebut juga membawa barang-barang penting seperti makanan, pakaian, uang Renminbi, dan obat-obatan.
Namun, perjalanan ini tidak berakhir di pusat kesehatan. Pria tersebut kemudian dibawa ke Kantor Kejaksaan Distrik Lienchiang sebagai bagian dari penyelidikan yang sesuai dengan Undang-undang yang Mengatur Hubungan antara Masyarakat Wilayah Taiwan dan Wilayah Daratan.
Peristiwa ini mencuri perhatian banyak orang karena ketekunan pria tersebut untuk mencari pengobatan untuk sengatan lebahnya, dan juga atas usahanya yang ekstrem dalam mencari kebebasan. Peristiwa ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai hubungan antara Taiwan dan China, karena menuntut penyelidikan lebih lanjut terkait peristiwa berani ini.
Sumber : Focus Taiwan
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan