Menanggulangi arus mudik Tahun Baru Imlek, Ditjen Perkeretaapian Taiwan (TRA) berencana menambah 287 jadwal dengan 144 gerbong ekstra, di mana pemesanan tiket akan dimulai pada tanggal 21 untuk jalur timur dan tanggal 22 untuk jalur barat. Tapi kejutan dilontarkan Serikat Pekerja Perkeretaapian Taiwan (TRLU) sehari sebelumnya. Karena pengumuman sepihak perihal UU korporatisasi dari TRA dikhawatirkan memengaruhi keamanan, TRLU tidak menutup kemungkinan mogok kerja pada masa liburan Tahun Baru Imlek.
Serikat pekerja kritik pengumuman sepihak UU korporatisasi dari TRA
Salah satu pasal dalam UU yang diumumkan tanggal 16 oleh MOTC membagi pemeliharaan kereta TRA menjadi empat tingkat, di mana biaya akan ditanggung oleh TRA untuk tingkat 1 dan 2, dan oleh pendanaan dari MOTC untuk tingkat 3 dan 4. Dengan ini, anggaran pemeliharaan TRA akan bertambah NT$ 2,1 miliar setahun. TRLU khawatir ini akan selanjutnya memperserius kerugian perusahaan, maka mengusulkan anggaran pemeliharaan seharusnya ditanggung penuh oleh pemerintah. Atas hal ini, MOTC sedang bernegosiasi.
MOTC, TRA akan teruskan komunikasi untuk mengatasi krisis mogok kerja
Aksi mogok kerja sempat terjadi pada liburan Hari Buruh 1 Mei lalu, di mana hanya 18 rute ekspres yang dioperasikan dengan 11 masinis, tapi karena kondisi pandemi masih sangat gawat, dampak mogok kerja terasa minim. Untuk liburan Imlek pertama pasca pelonggaran pandemi, dampak akan sangat kentara jika transportasi kereta api terhenti. MOTC dan TRA akan meneruskan komunikasi internal untuk mengatasi kendala.
Sumber : Warta Berita
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan