Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Bali menjelang KTT G20. Pertemuan itu ternyata diwarnai adu mulut Biden dan Xi soal Taiwan.
Biden dan Xi bertemu di Bali pada Senin (14/11/2022). Ini merupakan pertemuan tatap muka pertama Biden dengan Xi sejak dirinya menjabat sebagai Presiden AS pada 2020.
Biden dan Xi tampak bersalaman sebelum melakukan pembicaraan. Keduanya terlihat tersenyum.
Usai pertemuan dengan Xi, Biden menyatakan dirinya tak melihat ada tanda-tanda China akan menyerang Taiwan. Dia juga meyakini tak akan ada perang dingin baru yang terjadi.
“Saya benar-benar percaya tidak akan ada Perang Dingin baru. Saya tidak berpikir ada upaya segera dari pihak China untuk menyerang Taiwan,” kata Biden menjawab pertanyaan wartawan seperti dilansir BBC.
Biden juga mengatakan dia telah menjelaskan kebijakan AS terhadap Taiwan tidak berubah sama sekali. Biden menyatakan AS ingin melihat masalah ‘diselesaikan secara damai’.
“Saya yakin (Xi Jinping) mengerti persis apa yang saya katakan,” tuturnya.
Biden mengatakan AS adalah negara dengan posisi terbaik di dunia untuk menghadapi perubahan ekonomi dan politik. Biden mengatakan bahwa dia dan Xi Jinping sepakat anggota kabinet mereka akan bertemu untuk membahas banyak masalah yang telah dibahas hari ini.
Menlu AS Bakal ke China
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken disebut akan mengunjungi China awal tahun depan. Kunjungan ini sebagai tindak lanjut pertemuan Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di Bali.
Dilansir AFP, Gedung Putih mengatakan bahwa Blinken akan melakukan perjalanan ke China. Kunjungan itu untuk menindaklanjuti diskusi kedua kepala negara itu. Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kedua negara sedang menjadwalkan kunjungan.
“Untuk menjadwalkan kunjungan yang direncanakan sementara untuk awal tahun depan,” kata sumber anonim itu.
Kunjungan Blinken ke China akan menjadi yang pertama dilakukan oleh Menteri Luar Negeri AS sejak Mike Pompeo. Dia menjabat di bawah presiden Donald Trump dan melakukan kunjungan singkat pada 2018.
Sempat Panas Saat Bahas Taiwan
Biden dan Xi Jinping terlibat dalam dialog blak-blakan soal isu Taiwan dan Korea Utara (Korut) saat bertemu di Bali. Tatap muka selama tiga jam itu bertujuan mencegah hubungan AS-China yang bersitegang meluas hingga menjadi Perang Dingin baru.
Dilansir Reuters, Selasa (15/11/2022), di tengah perbedaan pendapat soal hak asasi manusia (HAM), invasi Rusia ke Ukraina dan dukungan untuk industri domestik, kedua pemimpin berjanji untuk lebih sering berkomunikasi.
“Kami akan bersaing dengan penuh semangat. Tapi saya tidak mencari konflik. Saya ingin mengelola persaingan ini dengan bertanggung jawab,” ucap Biden usai pembicaraan dengan Xi di Bali.
Beijing telah lama menegaskan akan membawa Taiwan, yang memiliki pemerintahan demokratis sendiri, di bawah kedaulatannya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mewujudkan itu. Dalam beberapa tahun terakhir, China kerap menuduh AS mendorong kemerdekaan Taiwan.
Dalam pernyataan yang dirilis usai pertemuan keduanya, menurut media pemerintah China, Xi memperingatkan bahwa Taiwan menjadi ‘garis merah pertama’ yang tidak seharusnya dilanggar dalam hubungan China-AS.
“Masalah Taiwan adalah inti dari kepentingan inti China, batu landasan politik untuk hubungan China-AS, dan garis merah pertama yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan China-AS,” tegas Xi dalam pernyataannya seperti dikutip kantor berita Xinhua.
“Menyelesaikan masalah Taiwan adalah urusan China dan masalah dalam negeri CHina,” ucapnya.
Sementara, Biden mengatakan dirinya berusaha meyakinkan Xi bahwa kebijakan AS soal Taiwan tidak berubah. Diketahui, AS dalam kebijakannya selama bertahun-tahun mendukung kebijakan ‘Satu China’ yang dipegang teguh Beijing. Namun, AS juga mendukung perkembangan militer Taiwan.
Biden menyatakan tidak perlu adanya Perang Dingin yang baru dan dia meyakini China tidak sedang merencanakan tindakan militer apa pun.
“Saya tidak berpikir ada upaya segera dari pihak China untuk menginvasi Taiwan,” tegas Biden kepada wartawan usai pertemuan.
Pembicaraan di Bali itu juga membahas soal Korut, dengan Biden menyatakan sulit untuk mengetahui apakah Beijing memiliki pengaruh atas uji coba senjata yang dilakukan Pyongyang beberapa waktu terakhir.
“Pertama-tama, sulit untuk mengatakan bahwa saya yakin China bisa mengendalikan Korea Utara,” ucapnya
Biden menuturkan kepada Xi bahwa AS akan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk mempertahankan diri sendiri dan sekutu-sekutunya, seperti Korea Selatan (Korsel) dan Jepang. Dia mengatakan langkah AS untuk melindungi sekutunya mungkin juga akan dirasakan China yang lokasinya dekat dengan dua negara itu, meskipun tidak diarahkan secara langsung.
“Kami harus mengambil tindakan-tindakan tertentu yang akan lebih defensif atas nama kami … untuk mengirimkan pesan yang jelas kepada Korea Utara. Kami akan mempertahankan sekutu-sekutu kami, juga tanah Amerika dan kemampuan Amerika,” tegasnya.
Beijing telah menghentikan rentetan saluran dialog resmi dengan Washington DC, termasuk soal perubahan iklim dan pembicaraan antarmiliter, setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi langsung Taiwan pada Agustus lalu.
Dalam pertemuan di Bali tersebut, Biden dan Xi sepakat untuk mengizinkan para pejabat senior kedua negara memperbarui komunikasi soal isu iklim, penghapusan utang dan isu-isu lainnya.
Gedung Putih dalam pernyataannya menyebut Biden mengangkat sejumlah topik sulit dalam dialog dengan Xi, termasuk soal penolakan AS terhadap cara China yang memaksa dan agresif terhadap Taiwan, soal praktik ekonomi non-pasar, dan praktik-praktik di Xinjiang, Tibet dan Hong Kong, serta soal penegakan HAM.
Sumber : Detik News
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!