Taiwan mengembangkan metode diagnostik PCR untuk mendeteksi Langya henipavirus (LayV) atau virus Langya. Virus tersebut baru diidentifikasi di China dan membuat sebanyak 35 orang sakit sejak 2018 lalu.
Virus zoonosis ini baru terungkap setelah sebuah penelitian yang diterbitkan oleh New England Journal of Medicine (NEJM) pada 4 Agustus 2022 yang muncul di Provinsi Shandong dan Henan. Diyakini para pasien yang sakit terinfeksi dari tikus yang membawa virus.
“Pada Minggu (14/8/2022) laboratorium negara telah menerapkan mekanisme pengujian virus melalui cara yang disarankan oleh penelitian,” beber wakil direktur jenderal Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan, Chuang Jen-hsiang, yang dikutip dari Taiwan News, Senin (15/8/2022).
“Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa LayV dapat ditularkan dari manusia ke manusia,” ungkapnya.
Chuang mengatakan sampai saat ini virus Langya yang dianggap tidak terlalu mengkhawatirkan itu belum ditemukan di Taiwan. Namun, kasus yang dicurigai terinfeksi virus itu dapat diperiksa sebagai tindakan pencegahan.
Adapun gejala virus Langya yang harus diwaspadai, yakni:
- Batuk
- Demam
- Kelelahan
- Anoreksia
- Mialgia
- Mual
- Sakit kepala
- Muntah
Sumber : Detik News
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan