Aktris senior Rima Melati meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto, Kamis (23/6), pukul 15.25 WIB setelah beberapa hari menjalani perawatan. Aditya Tumbuan sebagai putra dari Rima Melati menjelaskan kronologi meninggalnya sang ibunda kepada awak media.
Awalnya, sang ibunda jatuh sakit dan dirawat terlebih dahulu di RSPI Bintaro sebelum kemudian dipindahkan sebulan kemudian ke RSPAD Gatot Soebroto.
“Beliau telah dirawat di RS sejak 7 Mei berpindah rumah sakit dari RSPI Bintaro persis sebulan 7 Juni kita pindahkan ke RSPAD,” ujarnya.
Saat pertama kali masuk rumah sakit, Rima Melati didiagnosa terkena infeksi dari luka di bagian punggung.
“Pertama kali masuk Ibu Rima terkena infeksi dari luka bagian belakang, punggung belakang, infeksi tersebut membuat ibu demam tinggi,” tutur Aditya Tumbuan.
Kemudian, Rima Melati dibawa ke ICU dan baru diketahui ia mengalami infeksi lain yang menyebabkan paru-parunya terendam air hingga menjalar ke ginjal.
“Lalu kita bawa ke RS langsung ke ICU di sana dirawat kira-kira dua minggu, ternyata ada infeksi lain yang istilahnya merambat dari infeksi pertama yaitu paru. Parunya mulai kerendam air, harus disedot, dari situ berturut-turut menjalar ke ginjal,” terang Aditya Tumbuan.
Kemudian, ia berspekulasi ginjal akan mengalami masalah jika orang tersebut lama berada di rumah sakit dan juga minum obat-obatan yang membuat pada akhirnya orang tersebut harus melakukan cuci darah.
“Menurut saya, kita rasa ginjal itu suatu hal yang memang kalau pasien itu sudah lama di rumah sakit, minum obat, lama-lama mungkin efeknya ke ginjal. Dan dari situ ibu harus dilakukan cuci darah atau HD (Hemodialisa),” jelasnya.
Akibatnya, Rima Melati harus melakukan cuci darah hingga 7 kali dan kondisinya baik turun hingga kemudian ia mengembuskan napas terakhirnya.
Aditya Tumbuan mengaku bersyukur ia dapat menemani sang ibunda hingga akhir hayatnya.
“Dan selama di RSPAD ini sudah dilakukan 7 kali. Hasilnya memang membuat ibu stabil, tapi kadang memang usia yang membuat ibu itu seperti berjuang,” ujar Aditya Tumbuan.
“Jadi, stabil tapi kadang-kadang juga drop. Hari ini, saya menemani ibu sebelum dia mengembuskan napas terakhir, saya berada di sisi ibu,” imbuhnya.
Ia juga mengatakan sempat meminta maaf kepada sang ibunda.
“Saya sempat ngobrol, saya sempat minta maaf, saya sempat bilang ‘kalau memang sudah tidak kuat atau mama merasa sakit, kita semua sudah ikhlas, kita semua berlapang dada kalau ini yang terbaik buat Mama’,” ucapnya.
Namun tiba-tiba saat akan pindah ruangan, kondisinya tiba-tiba drop dan perawat yang datang menyatakan bahwa Rima Melati mengalami gagal jantung.
Sang ibunda sempat diberikan pertolongan pertama. Namun di titik itu, Aditya Tumbuan sudah iklhas melepas sang ibunda.
“Jadi, ketika saya mau pindah, sepertinya ibu drop. Dokter langsung lari, perawat lari, bilang ke saya, ‘ibu gagal jantung’,” ucap Aditya Tumbuan.
“Akhirnya dilakukan pertolongan pertama. Di situ saya merasa bahwa memang sebaiknya ibu sudah saatnya untuk pergi,” pungkasnya.
Sumber : Detik News
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’