Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI), Lina binti Ateng, asal Cianjur, Jawa Barat, dikabarkan hilang kontak selama 19 tahun saat bekerja di Arab Saudi.
Enong (53 tahun) Ibu kandung, berharap anaknya yang disebut-sebut bekerja di Arab Saudi itu dapat segera ditemukan.
Diketahui, Lina berangkat pada 2003 melalui penyalur/calo Alamsyah PT AMSI.
Sejak bekerja Lina tidak memberi kabar, tapi Lina sempat memberi kabar kepada keluarganya pada tahun 2009 dan berencana pulang.
“Sempat memberikan kabar pada tahun 2009 dan berencana akan pulang. Namun, sampai tahun ini (2022) Lina tidak pulang dan memberikan kabar kembali,” kata Enong, Senin (18/4/2022) di Cianjur.
Sempat ada kabar di tahun 2021, melalui akun Facebook yang mengaku temannya dan bekerja di Riyadh bernama Hanifah Khumaira. Menurutnya, ia pernah melihat dan berbincang dengan Lina.
“Katanya saat di medsos Lina masih ada dan bekerja di saudara majikannya. Namun, hilang komunikasi kembali karena akun Facebook pribadinya diblokir kembali, alesannya takut dimarahin majikannya,” ujarnya.
Enong berharap, Lina bisa ditemukan serta pulang kembali dan berkumpul dengan keluarga.
Ketua LSM FPMI DPW Jawa Barat, Dhani Rahmad membenarkan, adanya keluarga asal Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur yang mengadu perihal anaknya yang bernama Lina telah hilang kontak selama 19 tahun.
“Kita akan tindaklanjuti perihal pengaduan Ibu Enong yang meminta bantuan mencari anaknya yang hilang selama 19 tahun,”kata dia.
Dhani mengatakan, LSM FPMI bakal berkoordinasi dengan dinas dan pemerintah terkait permasalahan ini.
“Kita juga akan bersurat ke KBRI, Kemenaker, Kemenlu, BP2MI dan KJRI yang ada di Arab Saudi terkait permasalahan Lina Bt Ateng karena hilang kontak selama 19 tahun,” ujarnya.
FPMI berharap, mudah-mudahan PMI Lina Bt Ateng dapat ketemu dan dipulangkan kembali ke rumahnya agar berkumpul kembali dengan keluarganya. Selain itu, hak-haknya juga dapat dipenuhi.
“Kami meminta agar pemerintah secara maksimal membantu permasalahan PMI yang mengalami permasalahan,” katanya.
Sumber : Tribunnews
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’