Berdasarkan data Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali per Maret 2022 sebanyak 18.248 Pekerja Migran Indonesia (PMI) telah kembali berangkat bekerja ke luar negeri.
Profesi sebagai karyawan di kapal pesiar pun menjadi profesi yang paling banyak diminati oleh para pekerja migran dari Indonesia.
Sementara untuk negara tujuan paling banyak yang dituju para PMI Bali, yakni Italia. Kemudian disusul dengan Turki dan Maldives.
“Minat masyarakat dari tahun ke tahun untuk berangkat kerja ke luar negeri itu termasuk tinggi.
Ini dikarenakan keterbatasan peluang kerja di dalam negeri. Lalu sejak tahun 2005 kebijakan Pemerintah Provinsi Bali adalah mengirim tenaga kerja yang sudah punya keterampilan dengan bersertifikat kompetensi,” kata Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Ngurah Arda.
Menurutnya, untuk menjadi PMI, masyarakat harus melewati beberapa prosedur diantaranya memiliki BPJS Ketenagakerjaan.
Lalu PMI juga harus memiliki perjanjian penempatan kerja dengan perusahaan atau agen di Indonesia dan kontrak dengan user di luar negeri.
“Dan yang paling penting memiliki visa kerja. Dalam mengurus paspor mereka harus memiliki ID card yang dikeluarkan dan direkomendasikan oleh Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota,” tutur Ida Bagus Ngurah Arda ketika dihubungi detikBali pada Selasa (12/4/2022).
Ketika ditanya mengenai adanya kasus beberapa waktu terkait sejumlah orang yang terlantar di Turki dan tertipu karena diberikan visa holiday, padahal diawal mereka dijanjikan untuk bisa bekerja di sana, Kadisnaker mengimbau masyarakat lebih berhati-hati.
“Mereka itu berstatus sebagai pelancong dan tidak mengikuti tahapan-tahapan yang telah dianjurkan.
Kami sering sampaikan dan sosialisasikan kepada masyarakat apabila ditawari atau diiming-imingi, tolonglah konfirmasi kepada kami di Dinas dan melaporkan tentang perusahaan yang menawarkan untuk bekerja ke luar negeri tersebut,” jelasnya.
Sumber : detikBali
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’