Pihak kepolisian Nantou dilaporkan berhasil menangkap seorang pekerja migran asing (PMA) yang diidentifikasi berasal dari Vietnam bermarga Ruan yang melakukan aksi penipuan.
Memanfaatkan kondisi pandemi yang sedang memanas, dimana sejumlah pekerja migran asing tidak bisa pulang ke kampung halaman, pelaku memanfaatkan celah itu untuk menyebarkan iklan layanan pengiriman uang ilegal dengan iming-iming biaya layanan yang rendah dan nilai tukar yang tinggi.
Selama ini ia membuka bisnis pengiriman uang ilegal yang menargetkan rekan PMA dari kampung halamannya, terutama pekerja pabrik di kawasan Nantou.
Salah satu korban, seorang tenaga kerja wanita (TKW) di Kawasan Industri Nangang selama ini menabung lebih dari NT$ 1 juta uang hasil jerih payahnya dan menggunakan layanan Ruan untuk mengirimkan uang tersebut ke orang tuanya di Vietnam.
Namun siapa sangka, Ruan bukannya mengirim uang tersebut, ia malah mengambil uang TKW tersebut dan digunakan untuk keperluan pribadinya.
Korban mengaku selama memberikan layanan pengiriman uang tersebut, Ruan bertindak sangat baik dan ramah.
Namun saat korban menelepon keluarga di Vietnam, pihak keluarga justru mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak pernah menerima uang kiriman dari TKW itu.
Bagaikan disambar petir, korban terduduk lemas saat mengetahui bahwa Ruan telah menipunya dan melenyapkan uang hasil keringatnya bekerja keras di Taiwan.
Saat melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian, korban tampak sangat terpukul dan menangis.
Menurut penyelidikan polisi, ada 2 orang pekerja migran asal Vietnam yang bekerja di Kawasan Industri Nangang telah ditipu Ruan dengan total dana yang lenyap mencapai NT$ 2 juta.
Saat ini, nilai tukar antara dolar Taiwan dan dong Vietnam adalah 1:795. Korban awalnya menukar sejumlah kecil gajinya di Ruang.
Namun saat Ruan mengatakan bahwa jika mengirimkan uang di bisnis ilegal miliknya nilai tukarnya jauh lebih tinggi, dimana 1 dolar Taiwan bisa ditukar dengan lebih dari 800 dong Vietnam.
Karena melihat Ruan yang bersikap baik dan sangat ramah, korban pun terbujuk rayuan Ruan untuk mengirim uang lebih banyak.
Namun saat menyerahkan tabungannya sebesar NT$ 1 juta dan menelepon keluarga, betapa hancur hatinya TKW tersebut saat ia menyadari bahwa ia telah menjadi korban penipuan Ruan.
Setelah kasus ini dilaporkan ke Departemen Kepolisian Nantou, tim khusus dibentuk untuk menyergap Ruan.
Namun Ruan ternyata tidak tinggal di satu tempat, ia terus berkeliaran di Zhongzhangtou, meminta kiriman uang dari para pekerja migran, sehingga mempersulit polisi untuk menyelidikinya. Tersangka akhirnya ditemukan oleh pihak kepolisian di Kota Taichung.
Pihak kepolisian cabang Nantou mengatakan bahwa ada lebih dari 6.400 pekerja migran asing (PMA) yang bekerja di Kawasan Industri Nangang.
Aparat berwenang sering berpatroli dan mendatangi toko-toko dan bar tempat para pekerja migran asing berkumpul setiap minggu untuk memberikan penyuluhan mengenai kewaspadaan akan kasus penipuan yang kerap menargetkan para pekerja migran di Taiwan.
Dalam kasus Ruan, ia didakwa melanggar undang-undang (UU) Perbankan, dimana pasal 29 dari UU Perbankan menetapkan bahwa jika bank tidak melakukan bisnis valuta asing dalam negeri, maka pelanggar akan dihukum penjara yang berkisar antara 3 hingga 10 tahun dan denda sebesar NT$ 10 juta.
Pihak kepolisian Nantou mengatakan bahwa tim khusus juga sedang menyelidiki kaki tangan Ruan yang diduga masih lolos dari jerat hukum dan terus memangsa para pekerja migran di luaran.
Sumber : UDN, NOW News, ETtoday LIVE
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan