VE, warga Cengkareng, tidak pernah menyangka bahwa dua asisten rumah tangga (ART) yang ia pekerjakan untuk mengasuh anak-anaknya, justru memperlakukan buah hatinya dengan kasar.
Dua ART yang berasal dari Lampung itu baru ia pekerjakan 1,5 bulan dan 6 bulan lalu.
Menurut VE, perilaku kedua pelaku terlihat normal. Anak-anaknya pun terlihat baik-baik saja.
“ART selama ini enggak nunjukin gelagat ke anak saya. Mereka selama di sini tidak pernah bentak,” kata VE kepada wartawan, Kamis (17/3/2022).
Namun, ia menyadari ada keanehan di tubuh anaknya yang berusia tiga tahun. Saat itu dia melihat ada memar di wajahnya.
“Tapi kata ART saya dia habis lari-larian, jadi wajahnya merah. Tapi pas ditanya, anak saya cuma bisa nangis saja,” ujar VE.
Hingga kemudian, seorang tetangga memperlihatkan rekaman kamera CCTV di lingkungan kompleks yang belum lama ia huni itu.
“Tahunya dari warga sekitar, pagi itu tetangga lalu-lalang, nengokin keadaan rumah saya, lalu dikasih tahu video anak saya, lalu RT RW datang,” kata VE.
Dari rekaman kamera CCTV itu, ia melihat anak-anaknya kerap diperlakukan kasar oleh kedua ART tersebut.
Dalam rekaman tersebut, kedua ART dengan jelas menganiaya korban dengan menampar, mencubit, dan menyeret anak-anaknya.
VE mengatakan anak-anaknya saat ini mengalami luka memar dan trauma. “Anak-anak tidak luka, cuma memar dan trauma ya,” kata VE.
Seorang pelaku kabur
Kapolsek Cengkareng Kompol Ardhie Demastyo mengatakan, kejadian ini ditindaklanjuti berawal dari laporan petugas sekuriti kompleks tersebut.
Pihaknya pun menjemput pelaku. Salah satu pelaku sudah berhasil ditangkap, sedangkan satu pelaku lainnya melarikan diri.
“Kami tindak lanjuti seorang ART terduga pelaku dan kami kejar pelaku lainnya yang sudah pulang ke Lampung. Kami kirim tim untuk penjemputan,” kata Ardhie.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, lanjut Ardhie, pelaku sudah beberapa kali menganiaya anak majikannya.
“Saat ditanya, pelaku mengaku sudah beberapa kali melakukan penganiayaan,” kata Ardhie.
Ardhie menyebutkan, saat ini pihaknya tengah berupaya menjemput seorang ART yang berada di Lampung.
Sumber : tvOneNews, Kompas
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’