Biro Kepolisian Pemerintah Kota Tainan baru-baru ini menerima laporan yang menyebutkan bahwa apartemen lantai 1 di sebuah gedung yang terletak di distrik Tengah dan Barat wilayah bagian selatan Taiwan diduga digunakan sebagai tempat transaksi untuk melakukan perdagangan seks di kalangan pekerja migran.
Polisi segera melakukan penggeledahan bangunan yang terletak di jalan Jinhua pada tanggal 5 Maret 2022 kemarin. Saat TKP diperiksa pihak berwenang, seorang pria dan seorang wanita ditemukan di gedung tersebut yang dicurigai sedang melakukan transaksi seks bebas.
Sedangkan di kamar yang lain masih di lantai yang sama polisi juga menemukan seorang pekerja migran berjenis kelamin wanita yang diidentifikasi berasal dari Vietnam yang ternyata berstatus overstay.
Saat polisi menggerebek kamar tersebut mereka menemukan narkotika di laci meja TV-nya. Sejumlah narkoba jenis amfetamin ditemukan dan segera diamankan sebagai barang bukti investigasi.
Polisi mengatakan bahwa warga melaporkan mereka terganggu dengan suara jeritan dan raungan wanita dari kamar-kamar apartemen yang disewakan di lantai 1 jalan Jinhua di Distrik Tengah dan Barat kota Tainan.
Selain itu warga juga kerap melihat sejumlah wanita asing yang mengenakan atasan seksi sering datang dan pergi ke lokasi tersebut yang dicurigai melakukan transaksi seks komersil di kawasan tersebut.
Setelah polisi mengunjungi dan menyelidiki kasus ini selama beberapa hari, pada tanggal 5 Maret kemarin, tim administrasi sub-biro kedua, tim investigasi dan petugas kepolisian dari kantor polisi kota Tainan mendatangi TKP.
Di lokasi tersebut pihaknya mengamankan klien seks komersil yakni seorang pria Taiwan berusia 30 tahun bermarga Wang dan seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang diidentifikasi berasal dari Thailand berusia 24 tahun yang tertangkap basah bekerja sebagai pekerja seks komersil (PSK) di lokasi itu.
Selain itu polisi juga menyita sejumlah kondom dan sebotol pelumas di tempat kejadian. Sedangkan di kamar lainnya, seorang tenaga kerja wanita yang diidentifikasi berasal dari Vietnam berusia 35 tahun bermarga Feng.
Selain melanggar aturan imigrasi Taiwan karena berstatus overstay, Feng juga memiliki sejumlah paket amfetamin di kamar tersebut sehingga ia pun terseret kasus dugaan kepemilikkan dan penggunaan narkoba yang dilarang secara hukum di Taiwan.
Hasil penyelidikan pihak berwenang menyebutkan bahwa kedua TKW migran tersebut berstatus overstay dan kaburan. Mereka menjadi PSK dan menggunakan iklan online untuk menarik pelanggan melalui pesan pribadi melalui LINE.
Untuk menarik minat lelaki hidung belang, kedua TKW ini menggunakan foto-foto dari wanita cantik dan seksi agar tertarik menggunakan jasa mereka.
Adapun harga yang dipatok untuk sekali transaksi yakni sekitar NT $2.800 per pelanggan untuk layanan selama 50 menit. Polisi mengatakan bahwa mereka berhasil menangkapnya kedua tersangka dalam waktu 2 minggu setelah mereka datang dan membuka bisnis ilegal tersebut di kota Tainan.
Setelah penyidikan kedua tersangka akan dikirim ke tempat penampungan Departemen Imigrasi sesuai dengan Peraturan Pencegahan dan Pengendalian Bahaya Narkoba, Pelanggaran UU Pemeliharaan Ketertiban Sosial, dan Undang-undang Keluar Masuk dan Keimigrasian Negeri Formosa.
Pihak berwenang menyatakan bahwa pelanggaran seperti transaksi seks komersil cenderung menyebabkan pelanggaran pencegahan epidemi dan dilarang keras di Taiwan.
Baik agen, pemilik, pelaku dan pelanggan yang terlibat dalam bisnis ilegal ini akan dijerat dengan hukuman tegas.
Pihak berwenang juga menghimbau kepada warga masyarakat untuk segera melapor ke polisi atau menelepon 110 jika ada orang atau hal yang mencurigakan terjadi di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.
Sumber : UDN, YahooNews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan