Sejumlah wilayah di Kota Surabaya diterjang hujan es disertai angin kencang, Senin (21/2). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena itu disebabkan oleh awan Cumulonimbus (CB).
“Fenomena hujan es terjadi karena adanya awan Cumulonimbus,” kata Kordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Sutarno, Senin (21/2).
Sutarno mengatakan, awan itu terdapat tiga macam partikel yaitu butiran air, butiran air super dingin dan partikel es
“Sehingga hujan lebat masih berupa partikel padat es atau hail dapat terjadi,” ucapnya.
Meski begitu, tak semua awan Cumulonimbus mengeluarkan hujan es. Hal itu, kata Sutarno tergantung dari pembentùkan dan pertumbuhan awan tersebut.
“Biasanya awan [yang mengeluarkan hujan es] berbentuk berlapis lapis dan seperti bunga kol, di antara awan tersebut mempunyai batas tepi berwana abu-abu, menjulang tinggi berubah warna jadi hitam,” ucapnya.
Hujan es, kata dia, bersifat sangat lokal dengan luasan berkisar 5-10 kilometer dan waktu terjadinya pun sangat singkat, sekitar 10 menit.
Fenomena hujan es ini, kata Sutarno, lebih sering terjadi pada masa peralihan musim atau pancaroba, adapun waktunya lebih sering antara siang atau sore hari.
Ia pun mengimbau agar masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem seperti hujan es dan hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang. Sebab bisa membuat pohon bertumbangan.
Sumber : Tribunnews, VIVACOID
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’