Kabinet Legislatif Yuan dalam konferensi pers yang digelar pada hari Kamis (17/2/2022) telah menyetujui proposal untuk menyediakan akses visa permanen untuk pekerja migran dan juga untuk mahasiswa asing di Taiwan.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Tenaga Kerja (MOL) Taiwan mengatakan rencana yang disetujui oleh Kabinet Legislatif Yuan tersebut akan memungkinkan pelajar asing dan pekerja migran yang bekerja di bidang perikanan, manufaktur, konstruksi. pertanian dan sebagai pengasuh untuk memperoleh APRC atau kartu keterangan tinggal permanen di Taiwan.
Ketika rencana tersebut mulai berlaku pada bulan April tahun ini, langkah pertama dalam proses pendaftaran APRC untuk orang-orang yang memenuhi syarat adalah permohonan dari majikan mereka untuk diklasifikasikan sebagai “tenaga terampil menengah,” kata MOL Taiwan.
Sedangkan bagi warga negara asing yang lulus dari perguruan tinggi Taiwan dengan gelar associate dapat langsung diklasifikasikan sebagai “tenaga terampil menengah” pada pekerjaan pertama mereka, setelah mereka mendapatkan gaji setidaknya NT$ 30.000 per bulan pada kontrak pertama mereka, kata MOL Taiwan.
Setelah lima tahun bekerja, lulusan tersebut dapat mengajukan permohonan izin tinggal permanen di Taiwan, tetapi pada saat itu, gaji mereka harus setidaknya NT$ 50.500 per bulan, kata Kementerian Tenaga Kerja Taiwan.
Untuk pekerja migran yang bekerja di sektor industri produksi, konstruksi, pertanian dan perikanan, upah minimum untuk kelayakan aplikasi “tenaga kerja terampil menengah” adalah NT$ 33.000 per bulan atau NT$ 500.000 per tahun, kata MOL Taiwan.
Sementara bagi pengasuh di institusi jasa akan diminta untuk menunjukkan pendapatan setidaknya NT$ 29.000 per bulan baru memenuhi syarat untuk diklasifikasikan sebagai “tenaga terampil menengah.”
Sedangkan bagi pekerja migran yang bekerja sebagai asisten rumah tangga yang bekerja di rumah pribadi majikan harus memiliki gaji bulanan minimum NT$ 24.000, kata Kementerian Tenaga Kerja Taiwan.
Dalam kedua kategori – pekerja migran dan pemegang gelar associate – persyaratan pembayaran minimum untuk tempat tinggal permanen akan dihapuskan jika mereka memperoleh sertifikat teknisi profesional Level B, yang dapat diperoleh melalui kursus pelatihan yang disetujui pemerintah, menurut MOL Taiwan.
Pada konferensi pers setelah pertemuan Kabinet hari Kamis (17/2/2022), Tsai Meng-liang, kepala Badan Pengembangan Tenaga Kerja MOL Taiwan mengatakan rencana residensi bertujuan untuk mengurangi kekurangan “tenaga terampil menengah” di Taiwan, yang mencapai 131.000 orang pada tahun 2021 lalu.
Sedangkan bagi negara-negara tetangga seperti Jepang dan Singapura, untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja teknis mereka berlomba-lomba untuk merekrut dan mempertahankan bakat teknis asing yang berpengalaman, terutama mereka yang telah dilatih di Taiwan, kata Tsai.
Menurut juru bicara Kabinet Legislatif Yuan, Lo Ping-cheng, Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang berharap Taiwan dapat mempertahankan 80.000 pekerja migran berpengalaman dan 80.000 lulusan asing pada tahun 2030 untuk bekerja dan tinggal secara permanen di Taiwan.
Sementara itu, setelah mendengar rencana tersebut, pekerja migran Filipina berusia 37 tahun Ronald Saladino, yang bekerja di sebuah pabrik di Kabupaten Miaoli, mengatakan kepada CNANews bahwa dia dan teman-temannya sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh pemerintah Taiwan untuk mengizinkan mereka tetap terus bekerja di Taiwan.
Saladino mengatakan dia telah bekerja di Taiwan selama lebih dari satu dekade dan hanya memiliki satu tahun 11 bulan tersisa sebelum dia mencapai batas maksimum izin kerja yang diperbolehkan yakni 12 tahun yang ditetapkan pemerintah Taiwan untuk pekerja migran, tidak termasuk pengasuh migran.
“Banyak pekerja Filipina di luar negeri akan senang, karena mungkin sulit untuk melamar pekerjaan di negara lain karena usia kami dan kami terbiasa dengan pekerjaan kami di Taiwan, karena kami telah melakukannya sejak lama,” kata Saladino.
Namun, Fajar, pengasuh Indonesia, pemimpin masyarakat dan presiden organisasi solidaritas pekerja Indonesia Komunitas Ganas, mengatakan kepada CNANews bahwa sementara banyak pekerja migran mungkin ingin mendapatkan tempat tinggal permanen di Taiwan, standar yang ditetapkan terlalu tinggi.
“Dilihat dari persyaratan ini, sepertinya sulit bagi pekerja migran seperti saya untuk mendapatkan kesempatan tinggal permanen di Taiwan,” kata Fajar.
Ia menjelaskan bahwa gaji bulanan rata-rata pengasuh migran yang bekerja di rumah pribadi hanya NT$ 17.000.
Pada akhir tahun 2021 lalu, Taiwan mencatat terdapat sebanyak 669.992 pekerja migran yang bekerja di negeri Formosa menurut data statistik MOL Taiwan.
Sumber : 民視新聞網 Formosa TV News network, Liberty Times, CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan