Inggris akan menguji coba sistem kerja empat hari dalam seminggu. Program ini akan berlangsung selama enam bulan. Para pegawai yang berpartisipasi nggak akan mengalami pemotongan gaji apapun.
Uji coba di Inggris yang libatkan perguruan tinggi ternama. Program ini adalah hasil kerja sama antara Cambridge University, Boston College, Oxford University dan organisasi non profit 4 Day Week Global.
Nantinya uji coba ini bakal dilaksanakan dari bulan Juni hingga Desember 2022 dan melibatkan 30 perusahaan bisnis.
Dengan bekerja hanya 4 hari dalam seminggu, pelaku bisnis akan didorong untuk melancarkan “strategi yang fokus pada produktivitas” yang bisa mengurangi jam kerja tanpa mengurangi upah para pegawai.
Joe O’Connor, pilot programme manager dari 4 Day Week Global, meyakini bahwa sistem ini akan mendorong produktivitas.
“Tantangan kerja empat hari dalam seminggu akan jadi tantangan untuk sistem kerja yang saat ini berlaku dan mendorong perusahaan untuk tak lagi mengukur seberapa lama pegawainya ‘di kantor,’ dan fokus pada hasil kerja yang di hasilkan,” ujarnya.
“Tahun 2022 bakal jadi bentara untuk sistem kerja masa depan.”
Ciptakan hasil positif di negara lain
Perlu diketahui, Inggris bukan negara pertama yang mempraktekan sistem kerja ini. Islandia sudah melakukan sistem yang sama sejak tahun 2015 hingga 2019. Berdasarkan hasil riset, para partisipan mengaku lebih bahagia, sehat dan produktif.
Perusahaan Microsoft Jepang juga sempat melakukan uji coba serupa pada tahun 2019. Peran para pegawainya pun terbukti lebih produktif hingga 40 persen!
Wah..gimana nih dengan Taiwan, apakah akan mengambil kebijakan serupa dalam waktu dekat?
Sumber : Click On Detroit | Local 4 | WDIV, USSFeed
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!