Netizen di Taiwan dikejutkan dengan beredarnya kabar mengenai slip gaji pekerja migran di negeri Formosa yang jauh lebih tinggi dari pekerja kerah putih. Slip gaji seorang pekerja migran telah menjadi perbincangan di media sosial Taiwan baru-baru ini.
Hal ini memicu diskusi sengit di antara para netizen yang menunjukkan kecemburuan pada jumlah gaji fantastis yang didapatkan oleh pekerja migran yang notabene merupakan pekerja kerah biru.
Jumlah gaji yang ditunjukkan oleh pekerja migran tersebut melebihi NT$ 60.000 pada awalnya mengejutkan beberapa penduduk setempat, yang menganggapnya sangat tinggi untuk seorang pekerja migran.
Namun, saat diskusi berlanjut, banyak yang mulai menyimpulkan bahwa hal itu memang wajar karena banyak juga kondisi pekerja Taiwan jarang dibayar untuk lembur, laporan media NOWNews.
Dari berita yang beredar, sebuah slip gaji tertanggal Maret 2021, menunjukkan seorang pekerja migran yang diduga berasal dari Thailand bekerja 22 hari, gaji minimum adalah NT$ 26.500. Namun dengan berbagai bonusnya serta pembayaran lembur, totalnya mencapai NT$ 62.709.
Fakta yang mengejutkan adalah jumlah jam lembur yang cukup banyak yang membuat semua perbedaan yang mencolok pada jumlah gaji yang diterima.
Netizen yang terkejut dengan hal ini menuliskan berbagai pro dan kontra di forum diskusi PPT, forum perbincangan hangat para netizen Taiwan:
“Sungguh ketekunan yang luar biasa! Gajinya lebih tinggi dari kebanyakan gaji orang Taiwan. Apakah buruh migran lebih produktif daripada orang Taiwan?” tulis seorang netizen.
Netizen yang lain menimpali: “Bagaimana bisa bayaran pekerja migran lebih tinggi dari penduduk lokal di Taiwan?”
Sementara netizen yang lain mempertanyakan apakah pekerja Taiwan hanya dapat mengambil cuti dua atau tiga hari per bulan seperti yang dapat dilakukan oleh pekerja migran.
Banyak yang terkesan dengan ketekunan pekerja migran yang sangat gigih dalam bekerja di negeri Formosa dan menyimpulkan bahwa itu semua berkat jam lembur yang berlebihan, dimana pada hari Minggu mereka juga masih harus bekerja keras.
Pengguna PPT mulai mengeluh bahwa ini adalah “status quo masyarakat Taiwan,” mengatakan bahwa tidak peduli seberapa terlambat penduduk setempat bekerja, mereka tidak dapat lepas dari kenaikan biaya hidup dan harga perumahan yang mahal.
Namun sebagai perbandingan, pekerja migran dapat bekerja keras di Taiwan selama satu tahun dan menikmati hidup yang layak di negara asal mereka selama 10 tahun, klaim mereka.
Lantas lebih banyak komentar termasuk menanggapi hal ini:
Seorang netizen menuliskan: “Gaji bulanan saya tidak akan melebihi NT$ 60.000 bahkan jika saya bekerja 40 jam ekstra sebulan.”
Netizen lainnya menulis: “saya pernah mendengar tentang pekerja migran yang membeli rumah di negara asal mereka setelah berada di Taiwan hanya dalam kurun waktu 5 tahun.”
Netizen Taiwan lainnya berkata: “Kami bekerja selama 10 tahun dan bahkan tidak mampu membeli toilet.”
Netizen yang lain menimpali: “Berapa banyak orang Taiwan yang tidak pernah dibayar meskipun mereka bekerja lembur?”
Sedangkan netizen yang kagum dengan keuletan pekerja migran menuliskan: “pekerja migran mau bekerja keras. Kita seharusnya tidak terkejut dengan hal ini.”
Bagaimana menurut sobat indoGo dengan jumlah gaji fantastis pekerja migran ini?
Sumber : 三立LIVE新, 東森新聞 CH51, NOWNews, CT WANT, EBCNetNews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan