Sebanyak 21 imigran ilegal yang diidentifikasi berasal dari China yang telah diamankan oleh pihak berwenang negeri Formosa sedang diproses untuk dipulangkan ke China dalam empat kelompok terpisah.
Hal ini diungkapkan oleh Badan Imigrasi Nasional (NIA) Taiwan dalam konferensi pers yang digelar pada hari Kamis (6/1/2022). Beberapa dari mereka diterbangkan ke China pada hari Rabu (5/1/2022) dan Kamis (6/1/2022).
Menurut NIA Taiwan, seluruh proses pemulangan total 21 orang imigran ilegal yang terdiri dari 18 pria dan 3 orang wanita diharapkan selesai sebelum liburan Tahun Baru Imlek.
Di bawah kesepakatan dengan otoritas Kinmen, NIA Taiwan mengatakan daftar repatriasi yang diberikan kepada pihak berwenang China pada bulan Mei tahun lalu awalnya mencakup 23 orang.
Akan tetapi dua imigran ilegal dilaporkan hilang dan pencarian buronan tersebut masih berlangsung hingga saat ini.
Kesepakatan Kinmen ditandatangani pada tahun 1990 dimana kedua belah pihak sepakat untuk memulangkan imigran ilegal dan penjahat ke sisi lain karena pertimbangan kemanusiaan.
Di antara yang dipulangkan adalah Hu Haibo, seorang aktivis pro-demokrasi yang memproklamirkan diri yang menurut NIA Taiwan dideportasi kembali ke China pada hari Kamis (6/1/2022).
Menurut United Daily News (UDN), Hu dilaporkan berenang dari Xiamen, di Provinsi Fujian, China, ke Kabupaten Kinmen, kepulauan terluar luar Taiwan pada tanggal 25 September 2020 lalu.
Ketika ditemukan, ia mengatakan kepada pihak berwenang setempat bahwa dia adalah seorang pembangkang yang telah ditindas oleh Partai Komunis China (PKC) dan sedang mencari suaka politik di negara ketiga.
UDN mengutip Hu telah dipaksa masuk ke pusat rehabilitasi narkoba karena mendukung Gerakan Amandemen Undang-Undang Anti-Ekstradisi Hong Kong, yang juga dikenal sebagai protes Hong Kong 2019.
Dia kemudian dipindahkan ke pusat penahanan di Kaohsiung, laporan media UDN, mengutip dalam laporan lain bahwa sumber yang mengetahui masalah tersebut telah mengungkapkan bahwa Hu bukan pembangkang dan karena itu harus dipulangkan.
Dalam laporan berbahasa Mandarin, disebutkan juga bahwa di antara mereka yang dipulangkan pada hari Rabu adalah seorang pria bernama Zhou, yang secara ilegal memasuki Pelabuhan Taichung dengan perahu karet pada awal bulan Mei tahun lalu dari Tiongkok.
Menurut NIA pada saat itu, Zhou mengklaim telah berlayar dari pantai timur China untuk mengejar “kebebasan dan demokrasi.” Dia kemudian ditahan di pusat penahanan Nantou.
Dua kelompok pertama dipulangkan pada hari Rabu dan Kamis, sedangkan dua kelompok lainnya akan dipulangkan pada tanggal 8 Januari dan 12 Januari, kata UDN.
Mainland Affairs Council (MAC), badan pemerintah yang bertanggung jawab atas urusan lintas selat, mengatakan pada hari Kamis bahwa pemulangan orang-orang antara kedua sisi Selat Taiwan adalah proses normal yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Sumber : 觀點, CNANews, UDN
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan