Pasien-pasien Covid-19 varian Omicron di Singapura sejauh ini bergejala ringan atau bahkan tidak mengalami gejala sama sekali alias asimtomatik.
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) memastikan, belum menemukan kasus bergejala parah yang memerlukan oksigen tambahan atau harus dirawat di ruang perawatan intensif (ICU)
Diduga ringannya gejala Omicron di Singapura karena sebagian besar kasus telah divaksin dan masih berusia muda.
MOH melanjutkan, studi awal di sejumlah negara mengindikasikan Omicron jauh lebih menular dari varian Covid-19 lainnya seperti Delta, tetapi gejalanya lebih ringan dan berisiko lebih rendah dirawat inap di rumah sakit.
Sebanyak dua dosis vaksin mRNA mengurangi 35 persen kemungkinan terinfeksi Omicron dengan gejala serius. Angka ini naik menjadi 75 persen pada individu yang telah disuntik booster vaksin mRNA Covid-19.
Menindaklanjuti perkembangan Omicron, kementerian memutuskan warga yang terpapar Omicron tidak perlu lagi menjalani isolasi khusus di National Centre for Infectious Diseases (NCID).
Pasien dapat menjalani pemulihan mandiri di rumah masing-masing. Opsi lain adalah penyembuhan di fasilitas pemulihan.
Jika kondisi membaik, pasien yang telah divaksin akan dinyatakan sembuh dalam 10 hari sedangkan yang belum divaksin dalam 2 minggu.
Sementara itu individu-individu yang berhubungan kontak langsung dengan pasien Omicron tidak perlu lagi menjalani karantina selama 10 hari.
Mereka cukup memantau kondisi kesehatannya dan melakukan tes antigen Covid-19 selama tujuh hari berturut-turut. Sepanjang negatif, dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa.
Data terakhir Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) pada Senin (27/12/2021) menunjukkan, ada 647 kasus Omicron yang terdiri dari 522 kasus impor dan 125 infeksi lokal.
Angka ini berlipat ganda dari minggu lalu sebanyak 153 kasus yang kemudian naik menjadi 448 pasien akhir pekan lalu.
MOH juga menemukan satu klaster Omicron di bar alkohol bernama The Vinyl Bar yang berlokasi di distrik River Valley, Singapura Tengah.
Pemerintah tidak menampik bahwa kasus Omicron Singapura akan terus menyebar luas dan meningkat. Kemungkinan gelombang ke-7 Covid-19 sangat mungkin terjadi dalam satu hingga dua bulan ke depan.
Singapura siap menghadapi gelombang ini sembari tetap fokus dengan target untuk hidup bersama Covid-19 yang endemik.
Senjata utama Singapura melawan Omicron adalah booster vaksin Covid-19. Pemerintah Singapura terus menggencarkan meminta warganya untuk segera disuntik booster.
Tingkat vaksinasi Singapura saat ini salah satu yang tertinggi di dunia yaitu 88 persen. Sebanyak 37 persen populasi telah menerima booster.
Total jumlah kasus Covid-19 di Singapura sejak pandemi berkecamuk hampir dua tahun lalu telah mencapai 278.044.
Sumber : The Straits Times, CNA
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!