Alquran memberikan banyak tuntunan membina keluarga surgawi. Yakni, keluarga yang selamat dan bahagia di dunia dan akhirat.
Menikah merupakan salah satu sunah Nabi yang diyakini sebagai penyempurna agama seorang. Dalam realita saat ini, menikah sudah menjadi kebutuhan.
Dua orang yang sebelumnya tak saling kenal, kemudian melalui ikatan pernikahan, kedua orang itu menjadi saling kenal. Sehingga bertambahlah hubungan keluarga melalui silaturahmi yang terjalin.
Namun begitu, melihat apa saja yang menjadi tujuan dari pernikahan, masih ada saja orang belum menjalankan ibadah sunnah satu ini. Padahal, sesungguhnya ia telah mampu untuk menjalaninya.
Nah, orang yang seperti ini harusnya perlu memahami hakikat pernikahan. Bahwa dengan menikah, akan menjadi sempurna agama seseorang, tak lupa juga dibarengi dengan ibadah atau amalan lainnya.
Tapi yang perlu diingat bahwa, menikah itu butuh persiapan, diantaranya pendidikan, finansial, kesiapan mental dan lain sebagainya. Sebab, kehidupan baru akan dijalani oleh pasangan suami-istri yang nantinya melahirkan generasi baru sebagai penerus. Nah, agar keturunannya berkualitas, orang tuanya pun harus berkualitas. Karena orang tua yang hebat kelak akan melahirkan generasi yang hebat pula.
Menikah itu bisa dikatakan mudah, tapi tidak susah-susah juga. Mengapa demikian? Sebab, dua insan yang sebelumnya tidak saling mengenal, kemudian dipersatukan dalam ikatan pernikahan, maka dari situ mereka berusaha untuk saling melengkapi. Karena ketika hanya mencari yang sempurna, maka tidak akan ada. Semua punya kelebihan dan keurangannya masing-masing.
Dari situlah kemudian bisa menghasilkan sinergi, bahkan menghasilkan sesuatu yang besar berawal dari perbedaan. Keluarga surgawi akan tercipta bila suami-istri memiliki lima ciri. Pertama, mempunyai cita-cita mencari ridha Allah di dalam setiap apa yang dilakukan dalam hidupnya.
Kedua, memiliki kesabaran atau keuletan. Ketiga, menegakkan shalat selama hidupnya. Keempat, gemar menginfakkan sebagian rezeki. Kelima, memiliki pribadi yang matang, yaitu bila ditimpa keburukan maka disambut dengan kebaikan.
Perlu diperhatikan bahwa doa dan usaha maksimal tidak boleh dilupakan. Keduanya saling beriringan. Dengan menjalankan empat hal di atas, maka In sya’a Allah sebuah keluarga akan bisa menjadi sakinah ma waddah wa rahmah dan menjadi keluarga dengan kriteria surgawi. Aamiin.
Sumber : Adi Hidayat Official
Berita Terkait
Umat Muslim Lebih Dari 30 Negara Datang Ke Masjid Agung Taipei Untuk Merayakan Ramadhan
Restorasi Al-Qur’an Berusia 500 Tahun Telah Selesai
6 Tips Berpuasa di Hari Pertama Ramadhan