Jumlah pasien Covid-19 di Belanda terus merangkak naik. Tingkat positivity rate di negara itu, menurut media Dutch News, dalam sepekan terakhir naik dari 20,2 persen menjadi 20,7 persen meski jumlah kasus berkurang 2,2 persen. Jumlah pasien yang masuk ke ruang perawatan intensif atau ICU pun naik hingga 8,5 persen.
Membludaknya pasien Corona, diakui oleh Sukmawati (56 tahun). Ia adalah warga negara Indonesia yang bekerja sebagai perawat dan menetap di Belanda.
Menurut Sukmawati, kondisi di beberapa rumah sakit (RS) di Belanda sangat penuh. Di sisi lain jumlah tenaga perawat tak sebanding dengan pasien.
“Saat ini tenaga kesehatan rumah sakit mulai memilih siapa pasien yang harus dibantu dan siapa yang ditolak. Rumah sakit kekurangan tenaga perawat. Banyak perawat yang sakit dan memilih berhenti karena gajinya terbilang sedikit namun pekerjaan cukup berat,” ujarnya saat dihubungi Tempo.
Beberapa negara di Eropa sudah mulai melakukan pembatasan kembali. Belanda juga mulai menerapkan parsial lockdown sejak Sabtu yang akan berlangsung selama tiga minggu ke depan.
Beberapa bisnis terpaksa harus tutup lebih awal. Masyarakat juga dicegah untuk menghadiri beberapa kegiatan olahraga selama penerapan pembatasan parsial tersebut.
Menurut Sukmawati, akibat pembatasan yang ketat, perayaan natal dan tahun baru terancam sepi.
“Kembang api tidak diperbolehkan, tapi kami masih perlu menunggu kebijakan terbaru dari pemerintah, menyesuaikan dengan kondisi kasus Covid-19 setelah penerapan parsial lockdown ini,” katanya.
Tingginya tingkat vaksinasi Covid-19 di Belanda dan pembatasan yang makin ketat, tak menyurutkan penyebaran virus Corona di negara ini.
Jumlah kasus melonjak hingga lebih dari 20 ribu per hari di negara berpenduduk 17 juta orang ini.
Pemerintah Belanda telah memperingatkan bahwa rumah sakit kewalahan menangani 2.143 pasien Covid-19. Dari jumlah tersebut sebanyak 611 orang dirata di ruang intensif.
Akibatnya operasi yang tidak mendesak dibatalkan karena pasien Corona memenuhi bangsal perawatan.
Untuk menangani pasien Covid-19, pemerintah Belanda mengerahkan tentara. Sebanyak 50 anggota tentara berlatar belakang medis, turun tangan melayani pasien Corona di Rumah Sakit UMC Utrecht.
“Kami mencoba menambah jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19,” ujar Martin van Dijk, koordinator bantuan militer Belanda, kepada AFP, dikutip dari Expatica.
“Dengan turunnya militer ke rumah sakit, memastikan bahwa tidak ada pasien yang ditolak,” ujar Dijk
Sumber : Tempo
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’