Legislatif Yuan telah meminta Kementerian Tenaga Kerja (MOL) Taiwan untuk meningkatkan mekanisme pemeriksaan dan pemantauan setelah menyimpulkan bahwa MOL Taiwan telah gagal bertindak secara efektif dalam kasus yang melibatkan 91 pekerja migran yang ditipu dan dipaksa bekerja dengan upah lebih rendah di Taiwan.
Pengawas tinggi pemerintah Taiwan menyetujui permintaan tindakan korektif untuk dikeluarkan ke MOL Taiwan pada hari Rabu (17/11/2021) setelah meninjau laporan yang dihasilkan oleh anggota Kontrol Yuan, Wang Mei-yu dan Wang Yu-Ling, dimana keduanya menyelidiki kasus penipuan dan pemerasan terhadap pekerja migran berdasarkan dakwaan jaksa dan catatan laporan kasus kecurangan terhadap pekerja migran dari pemerintah setempat.
Menurut laporan tersebut, Diao Yu-hong, perwakilan dari Hong Yu Manpower Agency Co. yang berbasis di Taichung, dan tiga orang lainnya mendirikan 21 perusahaan dan 4 pabrik mulai dari bulan Juli 2017 llau sebagai agensi atau perantara untuk merekrut pekerja migran asing untuk bekerja di pabrik-pabrik di Taiwan.
Setelah mendapatkan izin dari MOL Taiwan dan instansi pemerintah terkait, Diao, seorang wanita Vietnam yang menjadi warga negara Taiwan yang dinaturalisasi, kemudian memperkenalkan pekerja migran dari Vietnam ke Taiwan.
Ia juga merekrut pekerja migran yang sudah berada di Taiwan yang dipekerjakan di agensinya dan sejumlah pabrik di Taiwan, menurut hasil penyelidikan otoritas berwenang.
Agensi tersebut kemudian membuat para pekerja migran, yang semula direkrut untuk pekerjaan manufaktur, bekerja di lokasi konstruksi sebagai gantinya dan menjanjikan untuk menaikkan upah mereka.
Para pekerja migran tidak dapat menolak agen tersebut karena kendala bahasa serta biaya perantara yang tinggi yang harus mereka bayarkan kepada agensi tersebut.
Dalam konferensi pers pada hari Kamis (18/11/2021), Wang Mei-yu mengatakan bahwa agensi tersebut menuntut upah bulanan sebesar NT$ 36.000 hingga NT$42.000 untuk setiap pekerja migrannya dari perusahaan konstruksi.
Sehingga pada akhirnya agensi itu hanya memberikan upah minimum sebesar NT$ 23.800 untuk masing-masing pekerja migran yang diidentifikasi berasal dari Vietnam.
Agensi tersebut kemudian membebankan beberapa biaya kepada pekerja migran, yang mengakibatkan mereka menerima kurang dari NT$ 20.000 setiap bulan sebagai upah mereka, tambah Wang Mei-yu.
Sebanyak 91 pekerja migran korban penipuan agensi itu dipaksa bekerja di lokasi konstruksi di Taiwan, kata Wang Yu-Ling.
Pada saat yang sama, Diao (42 tahun) dan yang lainnya mendapat keuntungan dari praktik ilegal ini yang mencapai sekitar NT$ 25 juta selama lebih dari dua tahun sampai kasus itu terungkap ke ranah hukum.
Jaksa di Taichung pada bulan Januari lalu telah mendakwa Diao dan tiga kaki tangannya atas beberapa tuduhan termasuk pemalsuan dokumen dan perdagangan manusia.
Menurut Wang Mei-yu, lembaga pemerintah tidak mengetahui kasus ini sampai MOL Taiwan menerima informasi pada bulan September 2019 yang menunjukkan ada “kelemahan sistematis yang serius” di antara lembaga tersebut dalam tugas pemeriksaan dan pemantauan pekerja migran di wilayah tersebut.
Secara khusus, MOL Taiwan telah menyetujui aplikasi semua agensi pekerja migran kecuali satu perusahaan perantara dan agensi untuk pekerja pabrik, tanpa memastikan apakah perusahaan tersebut benar-benar terlibat dalam produk manufaktur, catat laporan itu.
Menyusul informasi tersebut, kementrian tenaga kerja Taiwan tidak mengambil langkah untuk menyelidiki kasus tersebut hingga Desember 2019, Wang Mei-yu melanjutkan.
Ia menunjukkan bahwa MOL Taiwan tidak terlalu memperhatikan kepentingan dan hak pelapor dan pekerja migran yang terlibat dalam kasus tersebut.
Di bawah hukum Taiwan, MOL Taiwan setelah menerima permintaan tindakan korektif yang dikeluarkan oleh Legislatif Yuan, harus segera melakukan perbaikan atau mengambil tindakan yang sesuai.
MOL Taiwan juga harus memberikan laporan tertulis kepada Legislatif Yuan tentang perbaikan yang dilakukan atas kasus tersebut.
Apabila Legislatif Yuan tidak menerima balasan dalam waktu dua bulan, mereka akan meminta perincian lebih lanjut dari MOL Taiwan mengenai kasus itu.
Laporan tersebut juga menyebut kurangnya kesigapan dari Biro Pengembangan Industri di bawah Kementerian Perekonomian Pemerintah Kota Taichung dan lembaga pemerintah lainnya.
Pihak Legislatif Yuan juga meminta pihak-pihak terkait untuk melakukan perbaikan untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan.
Sumber : 新台灣, Apple Daily, CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan